Jumat

Tante Eni Ngajak Gaya Dengan posisi 69 Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk



Cerita dewasa Tante Eni Ngajak Gaya Dengan posisi 69 Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk ini cuma spesial untuk anda yang udah berusia 17 th. keatas karna narasi ini begitu banyak terkandung narasi bokeb yang memiliki nuansa panas sekali, serta dalam narasi ini tidak rubahnya dengan narasi dewasa tante girang yang beda pada umunya. Dan serupa dengan adegan video dewasa yang umum berada di kerangbulu. com atau bahkan juga video ngentube. 

Tante Eni Ngajak Gaya Dengan posisi 69 Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk



Maksud saya sendiri menuliskan narasi dewasa mengenai seseorang tante ini cuma untuk sharing dengan anda yang suka sekali melihat film porno, serta seperti yang anda tahu film porno pada sekarang seringkali sekali alami problem admin dengan kata beda susah dibuka layaknya tube8 atau redtube mungkin saja problem adminnya saja. 


Lagi narasi ini cuma spesial untuk anda yang udah berusia 117 th. keatas, untuk anda yang belum juga dewasa mohon kesadaran nya tidak untuk membaca artikel ini atau dapat anda mencari artikel yang beda yang ada di mediaterbaru. com, baiklah udah waktunya untuk anda untuk membaca cerita narasi dewasa dengan istri pama sendiri seperti berikut ini. 


Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karna biarpun kamar bibi memanfaatkan AC, namun terlihat AC-nya ditata supaya tidaklah terlalu dingin. Tempat tidur bibi kemampuanng serta bibi cuma memanfaatkan pakaian daster merah muda yang tidak tebal. Dasternya udah terangkat hingga diatas perut, hingga kelihatan CD mini yang dipakainya berwarna putih tidak tebal, hingga kelihatan belahan kemaluan bibi yang tertutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. 


Buah dada bibi yang tidaklah terlalu besar namun padat itu kelihatan samar-samar dibalik dasternya yang tidak tebal, naik turun secara teratur. Meskipunpun dalam tempat kemampuanng, namun buah dada bibi kelihatan mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. 


Lihat panorama yang menggairahkan itu saya betul-betul terangsang hebat. Secara cepat kemaluanku segera bereaksi jadi keras serta berdiri dengan gagahnya, siap tempur. 


Perlahan kuberjongkok di samping tempat tidur serta tanganku dengan hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih tetap tertutupi dengan CD. Perlahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan sisi paha atasnya yang betul-betul licin putih mulus serta begitu merangsang. 


Terlihat bibi agak bergeliat serta mulutnya agak tersenyum, mungkin saja bibi lagi tengah mimpi, lagi tengah becinta dengan paman. Saya lakukan aktivitasku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan kulihat sisi CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai kelihatan basah, rupanya bibi udah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar nada mendesis pelan serta tubuhnya menggeliat-geliat perlahan. 


Saya semakin tersangsang lihat panorama itu. Cepat-cepat kubuka semuanya pakaian serta CD-ku, hingga saat ini saya bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu sudah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Serta saya membelai-belai buah dadanya, dia tetap masih tertidur saja. Saya tahu kalau puting serta klitoris bibiku tempat paling sukai dicumbui, saya tahu hal semacam itu dari film-film bibiku. 


Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan saya menggunting CD mini bibi dengan gunting yang ada di bagian tempat tidur bibi. Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan terang tidak ada penutup sekali lagi. Perlahan ke-2 kaki bibi kutarik melebar, hingga ke-2 pahanya terpentang. Dengan hati-hati saya naik ke atas tempat tidur serta bercongkok diatas bibi. 


Ke-2 lututku melebar di samping pinggul bibi serta kuatur demikian rupa agar tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menghimpit pada kasur tempat tidur, pas di samping tangan bibi, hingga saat ini saya ada dalam tempat 1/2 merangkak diatas bibi. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang sudah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar nada erangan pelan dari mulut bibi serta tubuhnya agak mengeliat, namun matanya masih tertutup. 


Pada akhirnya kutekan perlahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi. Sekarang kepala kemaluanku terjepit pada bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi masih terdengar nada mendesis pelan, namun demikian tubuhnya terlihat mulai gelisah. Saya tidak pingin ambil kemungkinan, sebelumnya bibi sadar, saya semestinya menaklukan kemaluan bibi dengan meletakkan tempat penisku didalam lubang vagina bibi. Sebab itu selekasnya kupastikan letak penisku supaya tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan pertolongan tangan kiriku yang selalu menuntun penisku, kutekan perlahan namun tentu pinggulku ke bawah, hingga kepala penisku mulai menerobos dalam lubang kemaluan bibi. Kelihatan sesaat ke-2 paha bibi bergerak melebar, seolah-olah menyimpan tekanan penisku dalam lubang kemaluanku. 


Tubuhnya mendadak bergetar menggeliat serta ke-2 matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang lagi tengah bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seolah-olah siap untuk berteriak. Secara cepat tangan kiriku yang lagi tengah memegang penisku kulepaskan serta cepat-cepat kudekap mulut bibi supaya janganlah berteriak. Karna pergerakanku yang mendadak itu, tempat berat tubuhku tidak bisa kujaga sekali lagi, oleh karena itu semua berat pantatku segera menghimpit ke bawah, hingga tidak bisa di cegah sekali lagi penisku menerobos masuk dalam lubang kemaluan bibi secara cepat.


Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.


Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.


Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.


Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.


Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.


Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.


“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.


Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.


“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.


Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.


Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.


Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.


Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.


“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.


Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.


Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.


Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.


Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.


“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,


bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya, .


Sekian dulu drai saya semoga anda bisa merasa terobati bagi anda yang gemar membaca cerita dewasa ini, selebihnya saya mohon maaf apabila anda kesamaan kisah atau nama dari cerita ini selebihnya saya mohon undur diri dari perjumpaan kita ini dan kita akan berjumpa lagi yang yang  tentunya dengan cerita-cerita dewasa yang lebih panas dan sekali terima kash


Cerita dewasa Tante Eni Ngajak Gaya Dengan posisi 69 Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk ini cuma spesial untuk anda yang udah berusia 17 th. keatas karna narasi ini begitu banyak terkandung narasi bokeb yang memiliki nuansa panas sekali, serta dalam narasi ini tidak rubahnya dengan narasi dewasa tante girang yang beda pada umunya. Dan serupa dengan adegan video dewasa yang umum berada di kerangbulu. com atau bahkan juga video ngentube. 

Tante Eni Ngajak Gaya Dengan posisi 69 Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk



Maksud saya sendiri menuliskan narasi dewasa mengenai seseorang tante ini cuma untuk sharing dengan anda yang suka sekali melihat film porno, serta seperti yang anda tahu film porno pada sekarang seringkali sekali alami problem admin dengan kata beda susah dibuka layaknya tube8 atau redtube mungkin saja problem adminnya saja. 


Lagi narasi ini cuma spesial untuk anda yang udah berusia 117 th. keatas, untuk anda yang belum juga dewasa mohon kesadaran nya tidak untuk membaca artikel ini atau dapat anda mencari artikel yang beda yang ada di mediaterbaru. com, baiklah udah waktunya untuk anda untuk membaca cerita narasi dewasa dengan istri pama sendiri seperti berikut ini. 


Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karna biarpun kamar bibi memanfaatkan AC, namun terlihat AC-nya ditata supaya tidaklah terlalu dingin. Tempat tidur bibi kemampuanng serta bibi cuma memanfaatkan pakaian daster merah muda yang tidak tebal. Dasternya udah terangkat hingga diatas perut, hingga kelihatan CD mini yang dipakainya berwarna putih tidak tebal, hingga kelihatan belahan kemaluan bibi yang tertutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. 


Buah dada bibi yang tidaklah terlalu besar namun padat itu kelihatan samar-samar dibalik dasternya yang tidak tebal, naik turun secara teratur. Meskipunpun dalam tempat kemampuanng, namun buah dada bibi kelihatan mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. 


Lihat panorama yang menggairahkan itu saya betul-betul terangsang hebat. Secara cepat kemaluanku segera bereaksi jadi keras serta berdiri dengan gagahnya, siap tempur. 


Perlahan kuberjongkok di samping tempat tidur serta tanganku dengan hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih tetap tertutupi dengan CD. Perlahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan sisi paha atasnya yang betul-betul licin putih mulus serta begitu merangsang. 


Terlihat bibi agak bergeliat serta mulutnya agak tersenyum, mungkin saja bibi lagi tengah mimpi, lagi tengah becinta dengan paman. Saya lakukan aktivitasku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan kulihat sisi CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai kelihatan basah, rupanya bibi udah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar nada mendesis pelan serta tubuhnya menggeliat-geliat perlahan. 


Saya semakin tersangsang lihat panorama itu. Cepat-cepat kubuka semuanya pakaian serta CD-ku, hingga saat ini saya bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu sudah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Serta saya membelai-belai buah dadanya, dia tetap masih tertidur saja. Saya tahu kalau puting serta klitoris bibiku tempat paling sukai dicumbui, saya tahu hal semacam itu dari film-film bibiku. 


Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan saya menggunting CD mini bibi dengan gunting yang ada di bagian tempat tidur bibi. Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan terang tidak ada penutup sekali lagi. Perlahan ke-2 kaki bibi kutarik melebar, hingga ke-2 pahanya terpentang. Dengan hati-hati saya naik ke atas tempat tidur serta bercongkok diatas bibi. 


Ke-2 lututku melebar di samping pinggul bibi serta kuatur demikian rupa agar tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menghimpit pada kasur tempat tidur, pas di samping tangan bibi, hingga saat ini saya ada dalam tempat 1/2 merangkak diatas bibi. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang sudah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar nada erangan pelan dari mulut bibi serta tubuhnya agak mengeliat, namun matanya masih tertutup. 


Pada akhirnya kutekan perlahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi. Sekarang kepala kemaluanku terjepit pada bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi masih terdengar nada mendesis pelan, namun demikian tubuhnya terlihat mulai gelisah. Saya tidak pingin ambil kemungkinan, sebelumnya bibi sadar, saya semestinya menaklukan kemaluan bibi dengan meletakkan tempat penisku didalam lubang vagina bibi. Sebab itu selekasnya kupastikan letak penisku supaya tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan pertolongan tangan kiriku yang selalu menuntun penisku, kutekan perlahan namun tentu pinggulku ke bawah, hingga kepala penisku mulai menerobos dalam lubang kemaluan bibi. Kelihatan sesaat ke-2 paha bibi bergerak melebar, seolah-olah menyimpan tekanan penisku dalam lubang kemaluanku. 


Tubuhnya mendadak bergetar menggeliat serta ke-2 matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang lagi tengah bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seolah-olah siap untuk berteriak. Secara cepat tangan kiriku yang lagi tengah memegang penisku kulepaskan serta cepat-cepat kudekap mulut bibi supaya janganlah berteriak. Karna pergerakanku yang mendadak itu, tempat berat tubuhku tidak bisa kujaga sekali lagi, oleh karena itu semua berat pantatku segera menghimpit ke bawah, hingga tidak bisa di cegah sekali lagi penisku menerobos masuk dalam lubang kemaluan bibi secara cepat.


Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.


Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.


Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.


Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.


Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.


Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.


“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.


Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.


“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.


Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.


Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.


Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.


Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.


“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.


Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.


Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.


Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.


Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.


“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,


bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya, .


Sekian dulu drai saya semoga anda bisa merasa terobati bagi anda yang gemar membaca cerita dewasa ini, selebihnya saya mohon maaf apabila anda kesamaan kisah atau nama dari cerita ini selebihnya saya mohon undur diri dari perjumpaan kita ini dan kita akan berjumpa lagi yang yang  tentunya dengan cerita-cerita dewasa yang lebih panas dan sekali terima kash

Related Posts

Tante Eni Ngajak Gaya Dengan posisi 69 Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk
4/ 5
Oleh