Jumat

Cerita Dewasa: Mamaku Seorang Germo

Cerita Dewasa: Mamaku Seorang Germo  Namaku Shinta. Saya seseorang gadis remaja, usiaku 15 th.. Semuanya rekanku tertarik pada ku karna keceriaan saya dalam berteman. Duduk di bangku smp saya umum dimaksud gadis yg menyukai bergaul, lincah serta centil. Namun berjalannya usiaku yang jadi lebih dewasa. Banyak perbincangan yang saya dengar dari tetanggaku. Maupun dari rekan-temanku. Kalau saya dari anak seseorang pelacur murahan. Tempat pelacuran yang tenar di daerah bekasi. Komplek pelacuran tanah merah Kedung Waringin. Yang berdiri diatas tanah tanggul. Di sanalah ibu ku mencari nafkah, dengan jual dianya terhadap laki laki pemburu shahwat. 
Cerita Dewasa: Mamaku Seorang Germo


Saya tidak peduli, karna memanglah saya belum juga mengetahui berkenaan apakah yang dimaksud pelacuran. Akupun tdk peduli apa yang di kerjakan ibuku dengan profesinya. Yang saya tau saya miliki seseorang Bapak tiri serta ibu kandung. 


Saya sempat ajukan pertanyaan dengan ibu ku. Siapa bapak kandungku. Namun ibu cuma terdiam serta berasumsi ku anak yang masih tetap kecil, yang utama anda dapat jajan tak usah nanya-nanya bab ayahmu.. Tersebut yang keluar dari mulut Ibu ku jikalau saya bertanya berkenaan siapa Bapak kandungku. 


Saya saksikan ibu bersolek dengan Farfum bau yang menyengat hidungku. Sore jam 18. 00 Ibu bersiap buat pergi dengan ayahku seperti umum. 


“Kamu rawat tempat tinggal nak.. bila ingin keluar tolong pintu di kunci yang rapat” Pesan ibu ku di saat tiap-tiap ingin pergi. 


Yang saya tahu kepergian mereka tiap-tiap malam, buat mencari duwit. Saya tidak peduli serta memanglah tidak mesti perduli. Yang utama saya mampu sekolah serta dapat jajan yang di tunjukkan orangtua ku. 


*** 


Pukul 07. 00 Saya bersiap buat pergi sekolah. Kulihat di kamar orang tuaku mereka belum juga nampak, bermakna mereka belum juga pulang dari tempat mereka mengais rezeki. Saya bergegas mandi. Saat nyaris memberikan 1/2 delapan kurang bermakna saya telambat, karna memanglah hari ini juga akan ada acara OSIS, jadi mesti pagi sekali saya pergi ke-sekolah. 


Terbiasa hidup seringkali di tinggal orangtua membuatku jadi gadis belia yang bebas tampa ada yang melarang kemana lantas saya pergi bermain. Tidak perdulinya orangtua ku dengan apa yang saya kerjakan buat ku jadi anak yang kuarang perhatian serta kasih sayang. Termasuk juga masalah saya sekolah lantas Orangtua ku tidak memperdulikan. 


Bergegas saya pergi ke sekolah. Bagas teman dekat karib kekasih ku, Rian telah membully ku 


“Widiiih.. cantik bener loe hari ini Shin…! ” ” Bujuk bagas rekan namun mesra-ku 


“Mmm…mau cantik kek, ingin buruk kek, problem buat loe. ” Ku tunjukkan mukaku dengan jutek. 


Saya lantas lari menuju ruangan kelas dengan lari kecil. “Shiin.. di cari’in ama Rian.. ” Teriak bagas. 


“Bo’do sangat cowok kurang kurang berani.. hehehe. ” Cela ku. 


Rian yaitu kekasih ku, sebagai kakak kelas ku. Dengan nya saya senantiasa mengungkap curhatanku kepadanya. Namun hari-hari inilah senantiasa menghindar dari ku. Tak tahu mengapa yang buat dia senantiasa menghindar dariku. Bahkan juga sms ku tidak sering di balas, pon lantas seringkali di rijek. Namun saya tidak memperdulikan, karna saya memanglah bebas terlepas tampa ikatan apa pun dari orang tuaku atau dari pacarku Rian. 


Memanglah satu minggu terlebih dulu. Rian coba datang kerumahku saat malam minggu. Coba buat ketahui siapa serta apa keluargaku. Mungkin saja itu dia mulai memberanikan main kerumahku. Terlebih dulu Rian cuma berani menemuiku di jalan serta mengobrol ditempat yang gelap. 


Dapat di katakan Rian begitu pemalu, malah yang bertentangan dengan sifatku yang bebas. Namun dibalik pemalunya saya gemar. Suka buat menggoda dia supaya jadi Cowok yang gentleman. Apalagi dengan yang polos buat saya menaikkan gemar kepadanya. Dapat di katakan kami pasangan remaja yang Fenomenal di sekolah kami. Dengan gaya tomboy namun seksi serta Rian seseorang anak cowok yang kuper serta pemalu. Sehingga membuat kami sepasag yang tidak nyambung dalam sifat. 


“Riaan kelak malam main yah kerumah.. janganlah di tanggul mulu ah, ketemuannya. ” Saya kirim Sms. “Gak ah.. saya takut saksikan ibu mu say.. ” Balas Rian. “Ih anda mah masa sama ibu ku saja takut.. bagaimana ingin pacaran dirumah bila saksikan ortu ku takut. ” Jawabku dalam sms itu. “ii ya dah kelak yah jam delapan.. ” Balas Rian. ” Ok sayaang saya tunggulah yahh.. ” Balas ku kembali. Rasa senang di hatiku disaat Rian bersedia buat main kerumahku.. 


*** 


Tidak seperti umum. Saya lihat ibu ku tidak dengan ayahku. Umumnya mereka bila ingin pergi ke tempat warung remang-remang yang mereka kelola, senantiasa berdua. Namun kesempatan ini saya lihat ibu ku sendiri berdandan serta hiasi diri. “Bu Bapak kemana ko tidak terlihat, ” Bertanya ku pada ibu ku yang masih tetap bertelanjang, cuma BH serta celana dalam yang ia gunakan yang menurut ku begitu seksi di gunakan ibu ku yang 1/2 baya itu. Dengan stokingnya yang hitam serta tembus pandang, nampak seksi saya saksikan. Bapak duluan ada masalah sama rekan-temannya. anda tidak keluar malam hari ini.. ” Kata ibuku. “Mmm… tidak bu.. ooh kelak teman Shinta ingin maen kemari bu.. ” Kilah ku. “Cowok yah. ” Kata ibu ku. “Iya bu namanya Rian teman sekolah ku.. ”“Temen apa pacar,.. ” Ledek ibu sembari memakai lipstick di bibirnya. “Temen.. bu.. ” Saya sedikit berbohong. “Ya sudah yang utama anda hati-hati rawat diri serta tempat tinggal. Ibu ingin pergi yah.. ” Kata ibu ku sembari memegang telephone seluler nya kayaknya ingin menelpon seorang tak tahu ayahku atau lelaki beda, terkecuali Ayahku. 


“Haloo sayang.. saya telah siap nih.. jemput saya yah.. ” Kata ibu ku dalam perbincangan di hand phon-nya. 


Rupanya Ibu ingin pergi dengan lelaki beda serta bukanlah Bapak tiriku. 


“Ibu pergi sama siapa.? ” Tanyaku. “Ini teman Ayahmu, sesama Preman disana ” Kata ibu ku 


Saya cuma mengangguk walau tidak saya mengetahui apa yang ibu maksud.. 


Terlihat seorang lelaki yang ibu maksud. Dengan memakai motor gede, berjaket hitam, serta berperawakan cukup tegap, memakir motor dimuka tempat tinggal ku. Rupanya rekan pria ibuku. 

“Permisi dee.. ibu ada.?” Sapanya“Ada pak.. tunggu yah.. ibuu ada yang nyariin .” Teriak ku dan segera kedalam menghampiri ibu yang masih berada di kamar.


Ibu pun keluar. Rupanya ibu belum selesai berdandan.


“Silahkan masuk mas.. mmm.. aku belum selesai dandannya mas.” Kata ibu ku dengan manja.“Ok aku tunggu yah.. cepetan dandannya.. ” Kata pria itu sambil duduk di sofa.


Setelah berapa lama ibu tidak kunjung keluar dari kamarnya, ternyata membuat lelaki itu gelisah menunggu. Sebentar berdiri sebentar duduk. Melihat tingkah laku Pria itu, aku pun jadi risih melihatnya. Akhirnya aku memutus untuk keluar, dan menunggu Rian yang mau datang menemuiku.


Selang berapa lama aku mencoba untuk kembali kedalam. Aku terkejut ternyata pria itu tidak ada di dalam, aku cari kesetiap pojokan ruangan. “Mmm.. kemana om-om tadi ,” Bathinku.Terlihat daun pintu Ibu ku terbuka, aku penasaran, ‘Apakah om-om tadi ada di kamar Ibu ku.’


Dugaan ku benar, ternyata om-om itu sudah ada di dalam kamar Ibuku. Namun aku gak berani mengintipnya, aku hanya mendengarkan suara dari balik daun pintu mamahku.


“Mas jangan sekarang kita kan mau pergi.. nanti telambat looh.. eehh” Sekilas aku mendengar ibuku berbicara dengan om-om itu.“Sebentar aja .. nanti dah selesai baru kita berangkat..” Kata om-om itu dengan manja.“Ya udah tapi ingat yah, sebentar saja… buru-buru kamu keluarin… awas loo mas, takut suami ku menunggu.” Terdengar ibuku berucap manja.“Tenang aja maam.. aku tau cuma sekalii aja selagi suami kamu disana! kapan lagi aku bisa menikmati memek Mamih..” Ucap om-om itu yang memilukan telinga ku.


Rasa penasaran terlintas di hatiku, untuk melihat apa yang di lakukan om-om itu di kamar Ibu ku.


Rasa untuk mengintip akhirnya aku lakukan. Rasa jantung ini berdebar kencang, saat-saat aku membuka daun pintu itu, secara perlahan-lahan. “Astaga… aku melihat Ibuku di cumbu dan di cium dengan rakusnya. uleh om-om itu. Sudah dalam keadaan bertelanjang tidak sehelai benang pun yang menempel dubuh nya. Sambil duduk di samping tempat tidur. Dan aku meliahat om-om itu berdiri di hadapan Ibu ku, entah apa yang di lakukan Ibu ku. Ibu ku berhadapan deket sekali dengan selangkangan om-om itu. Aku kurang jelas melihatnya, karena pantat om-om itu menghalagi muka Ibu ku. Aku penasaran apa yang di lakukan Ibu.


Tak berapa lama, om-om itu membuka celana jiens nya, aku lihat bokong nya yang kekar walaupun hitam. Dengan terhalang bokong om-om itu, aku kurang tau apa yang di lakukan ibu ku, terlihat ibu ku sedang memainkan penis om-om itu.Aahh.. makin penasaran aku dengan mereka, apa yang mereka perbuat dengan begitu, maklum aku belum pernah mengetahui apa yang mereka perbuat.


Sedikit aku pejamkan mata, rasa takut dan penasaran, menyelimutiku. Ku lihat kembali ternyata mereka sudah keadaan bugil. Ku lihat ibu sedang asik memainkan selangkangan om-om itu. Si om hanya meringis terdengar desahannya. “Ahhh…eehmm.. enak sayaang aahh aku suka aahh uuuhhh..” desah om-om itu.“Ayoo.. mas buruan kuarin… uuhuhuhu..” Terdengar desahan ibu ku yang merintih nikmat.


Aku perhatikan dengan penuh penasaran, aku kaget ketika si om-om itu membalikan tubuhnya dengan kaki kanannya yang di angkat ke sisi tempat tidur, dan menyamping. Kini aku melihat jelas apa yang di lakukan ibu ku. Ternyata sedari tadi Ibu ku sedang memainkan penis om-om itu dengan mulutnya. Aku merasa jiik melihatnya, namun rasa penasaranku semakin mem beranikan diriku untuk mengintipnya. Terlihat ibu sangat menikmati Penis om-om itu, terliahat besar dan memanjang.


Dengan lidah nya ibu ku menjilati setiap sisi batang penis om-om itu. Om-om itu hanya mendangak keatas, dan terkadang tersenyum puas memandang wajah ibu ku yang sedang bernafsu menikmati batang penis om-om itu. Di masukan dalam-dalam, di jilati kepala penis itu. “Mmm…. enak mas..mm.. besar banget si mas..mmm.. pakai obat yaah..” Desah ibu ku terdengar sayup-sayup.”.


Si om-om itu hanya tersenyum mendengar gumamam ibu ku. “Suka yah sayaang.. suka kan yang gede-gede..hehehe.” Ledek om-om itu dengan senyum puas.


Om-om itu bergerak kembali kehadapan ibu ku. dan memaksa ibu ku bertelentang. Dengan posisi berdiri om-om itu mencelentangkan ibu ku. Ibu ku menuruti apa yang di minta om-om itu. Dengan posisi kaki di angkat ke atas, Ibu ku mengangkangkan ke dua pahanya yang terlihat besar dan putih. Terangkat setinggi-tingginya membuat Vagina ibu ku begitu nyata terlihat tebal, tembem dan di tumbuhi bulu-bulu yang lebat di sekeliling vaginanya. Om-om itu pun segera berjongkok di sisi di mana ibu ku sedang mengangkangkan ke dua paha nya.


“Mmm… sayang besar banget memek kamu.. uh.. mmm.. aku jilatin yah.” Kata om-om itu.


Sssst… Om-om itu mulai memainkan lidahnya. Dengan rasa rakus Vagina ibu ku di santapnya, di gigit lelentit yang sedari tadi sudah membesar dan memerah.


“Mm.. iyaah… ahh.. geliii…” Rintih ibu ku sambil bergelenjang nikmat dan gerakan yang tidak teratur dan nafas tersengal-sengal, membuat ibuku mengayun-ngayun kan kakinya ke atas.bak seperti mengayuh sepeda. “Ahhh,,, mas uhh…oyo mas …uuhh ..ssst..ehmmm…isep terus mas uuhhh…” Ibu ku makin bergelinjang nikmat. Merasa nikmat yang sangat luar biasa yang di lakukan om-om itu di vagina ibu ku, membuat ibu bergelinjang dan menaikan bokongnya berulang-ulang, sehingga membuat om-om itu sulit untuk menjilati. Si om-om itu tidak kehabisan akal, di dekapnya kedua kaki ibu ku dengan kedua tangan nya, sehingga membuat ibu ku tidak lagi bergelinjang.


“Maaass….eeenakk…ahh… geli maass… ssst..” Ibu mendesah dengan muka menoleh kearah om-om itu. Tangan nya memegang kepala om-om itu yang berrambut cepak.


Om-om itu asik menjilati vagina ibu ku yang terlihat tembem, dan penuh dengan bulu-bulu yang menghiasi di sisi-sisi vaginannya dengan sangat indahnya dan teratur rapi. Karna ibu ku memang suka merawat tubuhnya, apalagi veginanya yang selalu di jaga kebersihannya. Dengan rakusnya om-om itu menjilati vagina ibu ku, dan membuat ibu ku bergelinjang nikmat dengan desahan dan nafas yang tersengal-sengal yang membuat suasana menjadi mencekam. “Aaahh…eeennaak ..mas uh.. ayo mas isep terus uh.. aah..” Desah ibu ku. “Mmm…ssssst….” Om-om itu pun berdesah sambil menghirup air yang keluar dari vagina ibu ku.


“Ahh…slursuslp…ssst ..mmm,,oh..” Dengan bangganya om-om itu bisa membuat ibuku puas dengan mainan lidahnyanya di kelentit ibu ku yang terlihat membesar dan memerah.Terasa seperti mementil, lidah om-om itu mengulum-ngulum kelentit ibu ku.


Tak puas dengan perminan lidahnya di liang vagina ibu ku, om-om itu mulai mengocok-ngocok penisnya dengan tangannyasendiri. Rupanya si Om sedang membangkitkan penisnya kembali.


“Cepat.. memebesar doong..Cepet keluarin.. aku takut mas.. suami ku menunggu ..ahh” Teriak ibu ku. Rupanya ibu ku tersadar bahwa ia sedang di tunggu ayah tiriku di warung, di mana para wanita anak buah ibu ku menjajahkan kenikmatan sesaat.


Mendengar ibu sedang di tunggu ayah, aku jadi takut kalau ayah tiri datang menjemput ibu ku. Dan ternyata ada laki-laki yang menggauli ibuku. “Ah biar lah toh sudah terbiasa mungkin.” Bathin ku.


Setelah kupandang lagi. Ternyata ibu ku sudah bergumul dengan om-om itu.


Terlihat dengan posisi ke dua kaki ibu ku berada di pundak om-om itu. dan si om posisi berdiri dan berpegangan dengan kedua tangannya ke kasur. Pantatnya yang terlihat besar membuat aku ikut merangsang memperhatikan bokong om-om itu.


‘cpluk, cpluk, cpluk,’ Terdengar suara dari sentuhan kulit ibu ku dan om-om itu.“Ahh…enaaak…mam…ah.. uh uh uh..” Om itu dengan cepatnya menghujamkan penis nya ke vagina ibu ku.“Eeeeh…aaahh…pelan-pelan mas.. ah.. uuh..aaah..” Sangat berdesir aku mendengarnya.


Desahan mereka membuat aku gak bisa diam melihatnya. Tampa ku sadari aku pun terbawa nikmat seiring gerakan dan desahan mereka. “Eeegghht… aku merabah sedikit celana dalam ku yang ku kenakan. tak sadar aku pun merabah vaginaku..”Ohh…mmm.” Ternyata vaginaku ikut basah. “Ahhh…eeeemm…” Ku rasakan denyut di dinding vaginaku dan tersa gatel “eeehss..” Aku terus berdesah, meracau sendiri.


Tiba-tiba sms berbunyi.. triliiing..Ku baca sms itu ternyata dari cowokku. Aku pun teringat kalau Rian yang berniat mau main kerumahku.


“Aku di depan rumah nih.” Tulis sms nya“Oh yah masuk aja kerumah. ” Balas ku.


Suara motor terdengar, ia pun memakirkan motornya di sebelah motor om-om itu.


“Ini motor siapa say.” Tanya Rian“Motor tamu Ibu ku.” Jawabku.“Ohh.. ada tamu yah. gak mengganggu say..” Rian kembali berujar. Rupanya masih ada ragu di hati Rian untuk berkenalan dengan Ibuku ku.“Gak apa-apa ko ayo masuuk..”Ajak ku, dan segera menarik tangan Rian ke ruang teras depan rumah.


Rian pun duduk di bangku yang khusus untuk tamu yang mau bersantai di ruang teras rumahAku pun duduk sebelumnya aku mengambilkan minuman untuknya. “Di minum sayang….” Tawar ku.


Aku pun segera mengambilkan minuman untuk Rian. Ketika langkah ku mau menuju dapur untuk mengambilkan minuman untuk Rian. Terbesit di hatiku ingin mengintip sekali lagi apa yang di lakukan ibu ku terhadap om-om itu. “Ahhh.. ..” Kucoba untuk membuang rasa penasaranku. Aku pun menuju ruang dapur. Namun desahan ibu ku membuat aku semakin penasaran untuk melihatnya lagi.


“Ah .. ah .. ah… eeehhgt… ssst..” Terdengar desahan ibu ku yang semakin menggila ku mendengarnya.


Untuk menghilangkan rasa penasaranku ku coba untuk mengintip kembali. “Enak..mas..aaahh..enaaakkk” Teriak om-om itu dengan nafsunya menghujamkan vagina ibu ku dengan posisi Doggy Style. “Uhh.. aahh..” Kulihat ibu posisi menungging dan dengan leluasa-nya om-om itu mengocok-ngocok penis nya maju mundur dengan cepat ‘plok plok plok.. “aahhhh..uuh..gilaa..aaght..ehm.. masih enak memekmu mam..eeh..”om-om meracau. “Setan lo mas..eehh.. dah tua-tua juga masih doyan meemeekk bini .. oorang uuhh..ahhh..” Hardik nikmat terdengar dari rintihan nikmat ibu ku.


Om-om itu mencoba memegang rambut ibu ku yang panjang terurai. Di jambak dan di kepal rambut ibuku yang terlihat masih tebal. Dengan mengepal rambut ibuku seperti menarik delman om-om itu dengan asiknya mengocok-ngocok vagina ibu ku dengan gerakan maju mundur dengan cepat


“Aw aw aw.. kamu nakal mas uuh mau di apakan rambut ku.” Kata ibu dengan mata sayu nikmat. Ibu ku hanya pasrah dan menikmati vaginanya “Uuuh..ee..eenaakk aaahh….”. Merasakan begitu terasa nikmatnya, dan lebih nikmat dari penis ayah tiriku. Mungkin itu yang terukir di hati ibu ku saat sedang merasakan vaginannya di kocok-kocok sama om-om itu


“Ayo… maas.. sayang uuhh enaakk..aahh ” Ibu ku kembali mendesah “Ini aaa..eeehh gurih memek kamu sayaaang, aahhh..eenakk.. say…enak memek kamu oohh…” Racau om-om itu. ‘plok plok plok’ Suaranya begitu jelas aku dengar, sentuhan dari kulit mereka. sleb bleb sleb bleb “Ahh,,, uuhhh.” “Maass…sssstt gila kamu mas kontolmu giilaaa..uhh..” Lagi-lagi ibu ku meracau nikmat “Ahhh..” Dengan gerakan volume yang cepat, terlihat jelas di mataku, penis om-om itu keluar masuk ke vagina ibu ku.


“Ah.. pelan-pelan maaas..” Uh ibu sangat menikmatinya. “iya sayaaang aku kayanya ma ma mau keluar nih..eeegh..” Terdengar suara om-om itu dengan terbata-bata. Om-om itu semakin bersemangat mengocok vagina ibu ku dengan penisnya yang terlihat batang dan urat-uratnya sudah mengencang “Aku siaap maas..menerima peju mu ..aah..” desah ibu ku..”


Om-om itu mengejang otot-ototnya, sepertinya akan keluar sesuatu dari penisnya, yang telah mengacak-ngacak vagina ibu ku. “Aght… aku keluar sayang uuuh..” Tiba-tiba om-om itu naik keatas punggung ibuku, yang masih posisi meningging. “Eehh mau kemana kamu maas..” Kata ibu ku, sambil membalikan kepalanya keatas. Yang ternyata terlihat penis om-om itu sudah berada di muka ibu ku. Dengan di kocok-kocok sendri dengan tanganya si om-om.


Terlihat kepala penis om-om itu sudah memerah dan mengkilap dengan air mazinya. Dengan di acung-acungkan ke mulut ibu yang sedang mendangak keatas. “Uhhh ayo sayang kamu nga-nga.” suruh om-om itu. Mendengar perintah dari om-om itu ibu ku hanya menurut. “Ahh,,… ” Mulut ibu ku terbuka lebar dan siap menerima apa yang akan datang dari penis om-om itu.


‘Crot crot crot crot’ “aahh uhhh..” Terlihat cairan putih kental keluar dari penis om-om itu. Entah apa namanya air kental itu, aku tak tahu, karna aku belum tahu air putih kental itu. Aku mendengar ibu menceloteh. “Uwweekk… uuh.. bau tau mas…mmm.. uuh.. kesat sepet… sialan kamu maa..s…” Ucap ibu ku dengan mata kosong menatap om-om itu.


“Uhh.. gila ibu ku rakus amat sampai di minum air yang menjijikan dari penis om itu.” Bathinku ku.


Setelah puas dengan cairan yang kental putih itu keluar dari penis om-om itu. Kulihat ibu ku sangat menikmati air putih kental itu, yang belumuran di seluruh rongga mulutnya.


“sayang gimana rasanya hehehe..enak yah” Tanya om-om itu kepada ibu ku dengan senyuman bangga. “Ssst.. sepet mas uuh hehehe.bauuu…” Jawab ibu ku manja .”Tapi suka kaan..” Ledek om itu.


Ibu ku hanya mengangguk. Mereka pun berpelukan dan mencium bibir ibu ku dengan mesra. “Ya udah pakai lagi pakaian kamu! Ayo kita berangkat.” Om-om itu pun bergegas memakai celananya.


Ibu ku segera merapikan rambutnya. Dan memakai bajunya kembali seperti semula. Entah apa yang di rasakan di kepala mereka. Mereka pun segera beranjak keluar kamar.


Melihat ibu dan om-om itu mau keluar, aku pun segera menjauh dari pintu. Rupanya aku lupa aku sedang membawakan minuman untuk Rian yang sudah lama menunggu.


“Ma.. maaf yah say..hehehe lama..” Sapaku dengan tersenyum.“Iya iya..” Rian mengangguk.


Terdengar langkah keluar. Rupanya ibu ku yang mempunyai farfum khas yang di pakai jika mau berangkat ke warung remang-remang yang ibu miliki tentu dengan puluhan PSK yang di bimbing oleh ibu ku.


“Nak ibu berangkat yah..ooh.. teryata ada tamu.” Sapa ibu ku sambil bersalaman dengan Rian.“Kenal kan Rian ini ibu ku.” Aku memperkenalkan Rian agar tidak canggung.‘Ya udah ibu mau berangkat mencari nafkah buat Shinta anak ibu yang manja ini.. kamu jaga rumah baik-baik yah nak.” Kata ibu ku sambil membawa tas kecilnya, dan menuju motor om-om itu.


Om-om itu hanya tersenyum melihat aku dan Rian. Dan segera menaiki motornya. Ibu ku telah siap sedari tadi menunggu untuk berangkat.


Di dalam kencan pertama Rian kerumahku, membuat aku gugup. Di tambah lagi aku baru saja melihat adegan yang tidak aku mengerti. Adegan yang sangat aku berimajinasi apa yang di lakukan ibu dengan om-om itu.


Rian hanya diam, dia emang sangat pemalu untuk bicara dulu, makanya aku kalau mau ngobrol sama dia harus aku dulu buka pembicaraan, setelah itu baru Rian membuaka pembicaraan.


‘Udah minum jangan di lihatin doaang.” Ucapku untuk memulai obrolan.“Yang laki-laki tadi ayhamu..” Tanya Rian yang membuat terkejut.“Mmm.. bukan itu temannya ibu ku..” Kataku mencoba meyakinkan dengan wajah semeringah.


Aku takut Rian memperpanjang pembicaraan yang tentu akan menanyakan asal-usul aku dan siapa sebenarnya orang tua ku. Akhir ya ku coba mengalihkan pembicaraan.


“Say masuk apa mau di luar aja.. masuk juga boleh kita nonton tv nyo..” Ajak ku.“Mmm… ga baik ah,, berduan di dalam. orang tua mu kan gak ada.” Kilah Rian dengan wajah lucunya.“Ok dah.. gak mauya udah.. di sini ajah..” Aku pun terdiam. Aku masih teringat apa yang barusan aku lihat. Pengalaman aku melihat sepasang manusia yang bergumul, saling merabah, menjilati, yang ternyata yang aku lihat itu adalah ibu ku sendiri.


Dan yang membuat aku sedih ternyata Ibu masih suka melayani lelaki hidung belang. Dan pasti menghianati cinta tulus ayah tiriku. Atau memang ayah tiriku cuek-cuek aja jika ibu di gauli lelaki lain. Entahlah.


Masih teringang-ingang di telingaku mendengar desahan dan racauan yang membuat darahku berdesir cepat, desahan orang-orang dewasa yang belum aku mengerti arti sebuah desahan kenikmatan. (Baca cerita sebelumnya), setelah aku menyaksikan erangan yang sangat memilukan telingaku. Erangan dan racauan yang keluar dari Mamahku sendiri saat Ia di senggama oleh lelaki yang bukan Ayah tiriku. Entah apa yang ada dipikiran mereka.


“Eh!..Bengong aja,” Rian mengejutkan aku.


Aku, tertawa dingin untuk menutupi apa yang ada di pikiranku.


“Say..kamu mau kedalam gak, di sini dingin tau,” kata ku.“Em..gimana yah aku takut kalau kita kedalam, nanti ada yang curiga sama kita.” Aku mengerti apa yang Rian maksud, memang Rian lelaki yang cukup dewasa, bisa membaca situasi dan keadaan. “Em..terus kita ngapain, kalau di dalam kan kita bisa nonton tivi,” ujarku. “Seterah kamu sih, aku hanya ngajak aja, itu juga kalau kamu mau!”


“Sepertinya kamu seperti ada pikiran dah!” Rian mencoba menebak-nebak apa yang ada di pikiranku. “Kalau ku lihat, wajah kamu agak sedikit gimana gitu?!..”“Ah perasaan kamu aja kali say,” ucapku.“Cerita dong sayang..” katanya membujukku. “Wajahmu tampak gelisah gitu, apa habis di marahi Mamah kamu sebelum berangkat tadi sama teman cowoknya?.” Rian mulai merocos menanyai aku dengan kepo.


Aku menggeleng kepala, berusaha untuk menyembunyikan apa yang mengganggu di pikiranku ketika aku melihat Mamahku bergumul sama lelaki yang tidak aku kenal, lelaki dari dari teman Mamahku.


Aku berdiam sejenak. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Rian pun begitu, dia hanya memandang awan yang cerah dengan bintang-bintang bertebaran di angit nan jauh. Aku pun ikut menyaksikan keindahan kelap-kelip bintang itu. Mereka saling bergugus-gugus dengan teraturnya. Sungguh sangat mengesankan di kala aku bersamanya, laksana dunia ini di miliki untuk selamanya dan hanya berdua, “he..he..he..” aku tertawa di dalam hatiku.


Melihat Rian yang diam dan hanya melongong-longong melihat ke atas langit, membuat ku tertawa cekikikan di dalam hati. Wajahnya yang terlihat pilon dan culun, menambah lucu dan jenaka. Sungguh aku makin cinta sama kamu Rian..


Engkau kakak kelasku berpikiran dewasa, gak seperti cowok yang lain yang bisanya hanya mengajak pacaran di tempat yang gelap sekedar hanya ingin mengecup bibir. Tetapi kamu, pintar menepati keadaan, padahal kesempatan banyak untuk berbuat, tapi sungguh ia menjaga etika dan adab, itulah yang membuatku kagum padanya.


“Eh..jam berapa ini?” Rian membuka suara. Lalu ia melirik jam tangannya. “Sudah jam sembilan lewat, aku rasa cukup untuk kita bermain-main sayang, dan juga kamu sudah terlihat mengantuk.”“Gak kok..santai aja lagi, abis kamunya sih banyak bengong ngitungin bintang, aku jadi ngantuk dah hehehe,” candaku. Rian pun sunggingkan senyum tampak manis di pipi terlihat lesung di pipinya. “Em..jarang sekali cowok mempunyai lesung di pipi,” batinku.


“Ya udah, toh masih ada hari esok,” ujarnya. “Aku pulang dulu ya say!” Ia pun berdiri, lalu memandangku dengan mata yang sayu, mungkin pusing kali abis ngitungin bintang hehehe. “Ok..dah sayangku..” aku pun berdiri sambil ku cium telapak tengannya, seperti layaknya suami istri dan wanita baik-baik mencium tangan sang suami kalau ingin berpamitan kerja hehehe jiaaah…


Ia pun melangkah pulang. Motor yang terpakir di halaman rumahku telah di nyalahkannya. Suara menggerung seperti anak motor atau seperti motor yang kurang di rawat, tentu sangat bising di dengarnya.


Tak beberapa lama Ia pun melaju dengan roda duanya. Di tikungan ia mulai tak terlihat dari pandanganku. Aku sungguh berbunga-bunga, melihat Rian telah memberanikan diri untuk bermain kerumahku, walaupun desas-desus orang-orang yang ada di sekitar rumahku, memvonis rumah sarang jablay dan aku di beri makan uang lendir.


Emm…aku masuk kamar, seperti biasa dengan handset yang kupasang di telingaku, lalu aku putar untuk mendengarkan lagu-lagu kesayanganku.Kamar yang sangat indah aku rasakan, walaupun aku jarang sekali tidur di kamarku sendiri. Terkadang aku tidur di rumah teman sesama cewek, hanya untuk menghilangkan suntuk hidup sendiri di kala malam karena tidak ada teman untuk mengobrol karena Mamahku yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai ketua dari wanita-wanita penghibur para lelaki yang mencari kenikmatan malam, itu juga kata orang yang selalu aku dengar dengan menjelek-jelekan keluargaku.


Mata ku belum terpejam, pikiranku menerawang keatas mengingat kembali apa yang Mamah lakukan di dalam kamarnya bersama om-om itu. Ahh…mereka sungguh gila dan rupa daratan. Kenapa aku harus mengintip Mamahku sendiri, oh sungguh anak yang tak tahu diri.


Aku gelisah merasa bersalah apa yang aku lakukan. Tubuhku terasa gak nyaman malam ini, rasanya selalu teringat terus saat Mamahku bergelinjang ketika Vaginanya di colok-colok oleh penis om-om itu. “Apa rasanya, jika memekku juga di colok-colok sama punya Rian,” batinku. Aku berhayal seandainya tadi aku bermain sama Rian, terus Rian mencolok-colok memekku ooh…pasti aku akan bergelinjang apa yang di lakukan oleh Mamahku, enak kali yah.


Tampa aku sadari ketika aku berhayal dan ingat kembali apa yang aku lihat perbuatan Mamahku. Tanganku merabah celana yang aku kenakan. Celana yang hanya terbuat dari bahan tenun yang tipis sehingga apabila aku sentuh, jelas sekali batok Memekku. Uh.. yah batok memek yang masih putih dan belum di tumbuhi bulu-bulu ini. Aku mengusap-ngusap dengan perasaan. Semakin lama semakin berdesir darahku. Aku rasakan ada yang beda.


Vaginaku terasa cenat-cenut. “Ohh…yeeaah..ssst…sungguh uuh..pantesan Mamahku terlihat menikmati ketika Memeknya di jilati. Ohh…uh…sungguh enaak ssst ahh…” Aku terus mengusap dan membelai vaginaku yang masih tertutup oleh celana rajutan jarang. Karena merasa ada yang lain dalam desiran darah ku. Aku pun memcoba untuk bertelanjang dada.


Baju kaos yang kau kenakan aku lepaskan. Kini hanya BH yang masih terlihat, serta celana ngetrit yang aku pakai. Ku pandang buah dadaku yang terlihat kecil, gak seperti punya Mamahku yang terlihat besar dan menggandul hehehe. Emm…ku pandangi puting meranum sangat indah, oh.. mungkin ini untuk menetek ketika aku punya beby. Ssst..Aku gak tahan akhirnya aku buka BH yang aku kenakan oh..aku merabahnya, seperti apa yang aku lihat pada Mamahku yang di isap dengan rakus oleh om-om itu, dan di remas-remas dengan rakus. “Emang enak yah!”


Emm.. Eght.. uh…aku mulai meremas-remas payudaraku. Sttt…eght.. agak berdesir aku rasakan tiba-tiba aku merasakan payudaraku mengembang dan mengeras dengan kencang dan padat. Entah apa yang membuatnya begini aku tidak tahu. Yang aku rasakan bergelinjang seluruh urat-uratku. Sungguh sensasi sangat luar biasa yang aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Em…rupanya ini yang membuat Mamahku merasa ketagihan dan terasa nikmat di rasakannya. Oh..Mamah enak mah..sstt..enaaak..


Tampa aku sadari tangan kanan yang terus meremas-remas payudaraku, aku mencoba untuk turun ke lebih bawah lagi. Aku ganti tangan kiriku untuk merabah buah dada ku, dan tangan kanan aku turun kan untuk merasakan sensasi Memek ku.


Celana tipis yang aku pakai masih merekat, ku coba merabah gundukan di dalamnya yang bukan lain gundukan memek ku, yeaah..aku merasa geli oh… terasa berdesir masuk ke rongga liang memekku. Oh…sungguh sangat menggidikan bulu kuduk. Yeahh…aku meronta-ronta aku ikuti irama desiran di mana tubuhku klepek-klepek bergelinjang tak tentu arah.


Terkadang-kadang aku naikan bokongku sambil terus merabah memek ku, lalu aku putar-putar oh.. sunguh sangat nikmat walaupun masih terhalang celana dalamku. em…Mamah inikah yang Mamah rasakan ketika om-om itu mengelus-ngelus memek Mamah. Ssstt…benar-benar enak Mah..


Sensasi onani ku yang pertama aku rasakan walaupun aku belum berani untuk merabah lebih dalam lagi.


Tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara Hape ku. Rupanya Rian yang menelponku. “Tumben Rian jam segini belum tidur?!” pikrku. Memang gak biasanya Rian menelpon aku jam-jam saat-saat orang-orang sedang terlelap tidur. Dan sebenarnya Rian anak yang penurut sama orang tuanya, dia sangat pandai dalam mengatur waktu belajar, bermain dan tidur. “Haloo.. sayang,” jawabku, sebelumnya ia mengucap kan Halo.


“Kamu belum tidur sayang?” Rian bertanya dengan suara yang agak berat mungkin grogi kalau telponan di malam hari, takut di dengar sama keluarganya jadi suaranya di sembunyikan dengan kecil.“Belum,” jawabku. “Kamu sendiri kenapa belum tidur, tumben ih!”“Ia gak papa kan, aku nelpon kamu!”“Sayang..Malah aku senang kebetulan aku memang belum bisa tidur.”“Kamu lagi apa?”


Ah..Pertanyaan yang menggoda, kalau aku jujur pasti aku di tertawakan. Tetapi hati ku terbesit untuk bercerita pada kekasih ku Rian. Cuma aku malu sama saja membuka aib Mamahku.


“Em…coba tebak lagi apa?!” ku coba untuk mengajaknya becanda.“Pasti lagi dengar musik kesukaan kamu sambil tidur-tiduran. Benarkan!”“Em…mau tahu aja kepo nih hehehe,” dia memang membuat aku tertawa, masalahnya aku yang lebih dulu untuk membuka canda dan tawa. Rian jarang sekali untuk membuka suara lebih dulu kalau aku yang lebih dulu membuaka pembicaraan, baru Ia menjawabnya.


Entah apa yang membuatku melemparkan pertanyaan padanya. “Say tebak aku pakai baju, apa telanjang?”


“Maksud kamu apa sih,” terdengar dengan nada bingung.“Ia.. Aku sedang pakai baju apa bugil?” lanjutku memberikan pertanyaan menggoda.“Gila kamu bertanya seperti itu!” Rian sedikit membentak aku.“Ih… ini kan cuma pertanyaan kok! Kalau gak mau di jawab ya udah gak papa kok!” balasku. Entah apa aku tak memperdulikan tercengangannya saat aku memberikan pertanyaan seperti itu. Aku rasakan ada yang beda pada diriku. Disaat aku dalam keadaan bugil walaupun masih memakai celana sedikit ada rasa ingin memberitahu kepada Rian bahwa apa yang aku lakukan sangat luar biasa nikmatnya. Mungkin Rian belum pernah melakukan apa yang aku lakukan. “Ah.. telanjur Horny aku”


“Sayang…oh..aku lagi bugil nih,” kata ku. “Sstt..sayang tetek ku oh..tetek ku sst..”“Et dah!.. Say kamu jangan macam-macam dah!” terdengar Dia bertambah bingung. “Kamu membuat aku binggung tau..” katanya lagi.“Kamu mau nenen gak?” godaku. “he..he..he Kamu lagi apa say?”“Tau ah,” terdengar agak sinis Rian menjawab. Namun aku tidak perdulikan. Aku sambung lagi remasan payudara ku yang sempat tertunda tampa mematikan Hape. Aku sengaja untuk berdesah di telinga Rian. Lalu aku melepaskan celana ku. Uh..kini memek ku terlihat, putih gempal tampa bulu. Aku mengangkang kan kedua kaki ku dan paha terbuka lebar dan aku angkat kedua kaki ku tinggi-tinggi. Uh…seperti apa aku melihatnya gak tahu lah, “Sayang…oh…sayang…”


“Gila kamu Shinta! Dia menyentakku.“Uh…ah..eeght..enak say..enak..sst..”


Aku terus mengusap-gusap dinding selangkanganku, sambil membayangkan apa yang aku lihat terhadap Mamahku dengan om-om yang tidak aku kenal namanya. Ssstt…berdenyut oh berdenyut liang vaginaku uh…ternyata memainkan selangkangan memang enak. Aku membatin tak memperdulikan Rian, apakah dia masih mendengar desahanku, apa sudah di putus teleponnya. “Rian…sayang..kemana kamu?” tanya ku.


Aku coba untuk posisi telungkup. Dengan tangan kanan memegang Hape. Sedangkan tangan kiriku menyelusup kebawah perut tentu untuk mengobel-ngobel selangkanganku ssst…gila.. enak oh.. enak..Memek kurasakan sedikit basah, entah kenapa terasa lembab aku rasakan, eegh..bahkan aku mau pipis tapi beda rasanya, tidak seperti pipis sehari-hari. Pipis ini terasa ada yang mengganjal dan seperti tertahan di dalam menunggu aba-aba untu di semprotkan begitu rupa.


Sela paha aku renggangkan, sedikit di angkat bokongku, menambah mudah aku untuk memainkan vaginaku sambil aku putar-putar dan aku kait seperti ingin mencongkelnya. Mamah uh pantesan Mamah bergelincang dan membuncah disaat om-om itu memainkan vagina Mamah. Ssst ternyata enak mah..oh..enak…ssst..


“Haloo….hei…Shinta..halo….!?” Rian rupanya ingin menyadarkan aku. Aku tak perduli, uh…bahkan aku menantang Dia untuk mengikuti apa yang aku lakukan. “Sayang..Aku lagi ngobel memek sayang..oh..memek Shinta jadi enak nih!..”“Gila.. kamu sungguh gila Shinta..”


Tiba-tiba aku mendengarka suara Rian berdesis. Entah apa yang di lakukan Rian terdengar suaranya agak berdesis.


“Sayang.. Kamu lagi apa? tanya ku.“Eght…..ah…aku jadi berdiri nih.” katanya.“Berdiri apanya?” tanyaku lagi.“Punya ku sayang..oh punya ku jadi berdiri nih! Ohhh..duh..gara-gara dengar ocehan kamu punya ku jadi tegang nih!”


“Ssst…oh gitu yah.. ucapku pura-pura gak mengerti. Aku terus memainkan selangkanganku dengan irama cepat.


Aku rasakan sebentar lagi aku akan pipis. Ya sst mau pipis ssstt..eght…oh sungguh sensasi yang sangat luar biasa aku rasakan pertama kali aku melakukan seperti ini, apalagi sekaligus aku dengarkan desahanku kepada kekasihku Rian.


“Sayang.. oh.. aku gaceng sayang.. oh..aku jadi ngocok nih!” terdengar suara polos Rian. Rupanya Dia sedang memainkan penisnya.“Sayang..uh..uh..uh sayang..ssst aku mau pipis sayang,” kataku“Ia…say..aku juga oh..kontolku oh panjang banget sayang..ssst..merah nih sst…” ujar Rian kepadaku, bertambah nikmat aku rasakan ketika Ia juga melakukan apa yang aku lakukan.“Diapakan punya kamu sayang?”“Eght…aku kocok-kocok say..ssst enak…” kata Rian, “Kalau kamu di apain sayang, sst..memek kamu di apain tuh?…”“Aku di kobel nih sst enak say..oh..enak…berdenyut say..memek ku berdenyut nih uh uh uh”“Ia sayang..aku juga enak nih sst..eah…enak eah..sst uhh…sst enak…” desah Rian membuat aku membuncah.


Benar tak lama kemudian vaginaku terasa ada yang ingin keluar. Uh seperti mau keluar dengan tertahan untuk di muncratkan. Eahh….ssst….eah…aku cepatkan kobelanku. Lendir yang melumuri telapak tanganku, licin rasanya memek ku dengan sangat becek dan basah aku rasakan uh uh uh.


“Oh……say…oh…aku . aku . aku sst…eeght…aku mau pipis sayang. Aku mau pipis nih.” desisku.“Sama say…ah.. ah..ah..ah aku juga uh uh uh uh keluarin say, kuarin, ssst”


Tak lama kemudian.


‘Ciiit..ciiit…ciiit’Oh…….“Aku pipis sayang, aku pipis oh..” ujarku dengan suara parau.“Rian..oh…” panggilku.“Uh..uh..uh..Aku juga nih uh..uh..uh.. oh..aku ngecret say sst..ah..” ujar Rian. “Tanganku ku jadi lepek nih, ssst.. gila..banjir sayang!”


Rian berdesis. Aku pun terkulai dengan posisi telungkup dan aku turunkan kembali bokong ku. Uh..aku rasakan kasurku banjir, seperti aku mengompol waktu kecil dulu. Pipis yang sangat enak. Pipis yang sangat sensual sungguh aku baru pertama kali menikmati kelakuan seperti ini.


Kini aku mengerti apa yang aku lakukan itu adalah Masturbasi atau onani. Mungkin kaum pria semua melakukannya termasuk Rian kekasihku. Semenjak itu aku jadi pecandu Masturbasi.


Kalau pikiranku sedang membuncah aku melakukannya bersama Rian via Phone. Walaupun Rian sendiri kadang-kadang menasehatiku jangan terlalu keseringan melakukan berbuatan seperti ini. Katanya.


Tetapi aku punya prinsip dalam hidupku, aku tak akan melakukan hubungan badan sebelum menikah, walaupun bersama Rian sendiri kekasihku. Dan juga aku dan Rian masih menjenjang pendidikan di bangku sekolah. Masih banyak tugas yang harus di kerjakan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.


Dan aku berjanji di dalam hatiku yan paling dalam. Tidak akan mengikuti jejak Mamah ku sebagai seorang Germo. Biarlah sebatas Mamahku mendapat gunjingan dari orang-orang terdekat. Aku tahu Mamahku juga tak mau aku seperti dirinya. Dia ingin aku menjadi wanita yan baik-baik dan bekerja di tempat yang baik-baik pula, agar aku dapat menutupi Aib Mamahku sebagai seorang germo.


Aku akui, sampai kapanpun aku akan meneruskan pendidikanku sampai kuliah, itu permintaan Mamahku, walaupun uang yang di hasilkan untuk menyekolahkan ku dari hasil menjadi seorang Germo, bahkan terkadang hasil menjual dirinya sendiri.
Cerita Dewasa: Mamaku Seorang Germo  Namaku Shinta. Saya seseorang gadis remaja, usiaku 15 th.. Semuanya rekanku tertarik pada ku karna keceriaan saya dalam berteman. Duduk di bangku smp saya umum dimaksud gadis yg menyukai bergaul, lincah serta centil. Namun berjalannya usiaku yang jadi lebih dewasa. Banyak perbincangan yang saya dengar dari tetanggaku. Maupun dari rekan-temanku. Kalau saya dari anak seseorang pelacur murahan. Tempat pelacuran yang tenar di daerah bekasi. Komplek pelacuran tanah merah Kedung Waringin. Yang berdiri diatas tanah tanggul. Di sanalah ibu ku mencari nafkah, dengan jual dianya terhadap laki laki pemburu shahwat. 
Cerita Dewasa: Mamaku Seorang Germo


Saya tidak peduli, karna memanglah saya belum juga mengetahui berkenaan apakah yang dimaksud pelacuran. Akupun tdk peduli apa yang di kerjakan ibuku dengan profesinya. Yang saya tau saya miliki seseorang Bapak tiri serta ibu kandung. 


Saya sempat ajukan pertanyaan dengan ibu ku. Siapa bapak kandungku. Namun ibu cuma terdiam serta berasumsi ku anak yang masih tetap kecil, yang utama anda dapat jajan tak usah nanya-nanya bab ayahmu.. Tersebut yang keluar dari mulut Ibu ku jikalau saya bertanya berkenaan siapa Bapak kandungku. 


Saya saksikan ibu bersolek dengan Farfum bau yang menyengat hidungku. Sore jam 18. 00 Ibu bersiap buat pergi dengan ayahku seperti umum. 


“Kamu rawat tempat tinggal nak.. bila ingin keluar tolong pintu di kunci yang rapat” Pesan ibu ku di saat tiap-tiap ingin pergi. 


Yang saya tahu kepergian mereka tiap-tiap malam, buat mencari duwit. Saya tidak peduli serta memanglah tidak mesti perduli. Yang utama saya mampu sekolah serta dapat jajan yang di tunjukkan orangtua ku. 


*** 


Pukul 07. 00 Saya bersiap buat pergi sekolah. Kulihat di kamar orang tuaku mereka belum juga nampak, bermakna mereka belum juga pulang dari tempat mereka mengais rezeki. Saya bergegas mandi. Saat nyaris memberikan 1/2 delapan kurang bermakna saya telambat, karna memanglah hari ini juga akan ada acara OSIS, jadi mesti pagi sekali saya pergi ke-sekolah. 


Terbiasa hidup seringkali di tinggal orangtua membuatku jadi gadis belia yang bebas tampa ada yang melarang kemana lantas saya pergi bermain. Tidak perdulinya orangtua ku dengan apa yang saya kerjakan buat ku jadi anak yang kuarang perhatian serta kasih sayang. Termasuk juga masalah saya sekolah lantas Orangtua ku tidak memperdulikan. 


Bergegas saya pergi ke sekolah. Bagas teman dekat karib kekasih ku, Rian telah membully ku 


“Widiiih.. cantik bener loe hari ini Shin…! ” ” Bujuk bagas rekan namun mesra-ku 


“Mmm…mau cantik kek, ingin buruk kek, problem buat loe. ” Ku tunjukkan mukaku dengan jutek. 


Saya lantas lari menuju ruangan kelas dengan lari kecil. “Shiin.. di cari’in ama Rian.. ” Teriak bagas. 


“Bo’do sangat cowok kurang kurang berani.. hehehe. ” Cela ku. 


Rian yaitu kekasih ku, sebagai kakak kelas ku. Dengan nya saya senantiasa mengungkap curhatanku kepadanya. Namun hari-hari inilah senantiasa menghindar dari ku. Tak tahu mengapa yang buat dia senantiasa menghindar dariku. Bahkan juga sms ku tidak sering di balas, pon lantas seringkali di rijek. Namun saya tidak memperdulikan, karna saya memanglah bebas terlepas tampa ikatan apa pun dari orang tuaku atau dari pacarku Rian. 


Memanglah satu minggu terlebih dulu. Rian coba datang kerumahku saat malam minggu. Coba buat ketahui siapa serta apa keluargaku. Mungkin saja itu dia mulai memberanikan main kerumahku. Terlebih dulu Rian cuma berani menemuiku di jalan serta mengobrol ditempat yang gelap. 


Dapat di katakan Rian begitu pemalu, malah yang bertentangan dengan sifatku yang bebas. Namun dibalik pemalunya saya gemar. Suka buat menggoda dia supaya jadi Cowok yang gentleman. Apalagi dengan yang polos buat saya menaikkan gemar kepadanya. Dapat di katakan kami pasangan remaja yang Fenomenal di sekolah kami. Dengan gaya tomboy namun seksi serta Rian seseorang anak cowok yang kuper serta pemalu. Sehingga membuat kami sepasag yang tidak nyambung dalam sifat. 


“Riaan kelak malam main yah kerumah.. janganlah di tanggul mulu ah, ketemuannya. ” Saya kirim Sms. “Gak ah.. saya takut saksikan ibu mu say.. ” Balas Rian. “Ih anda mah masa sama ibu ku saja takut.. bagaimana ingin pacaran dirumah bila saksikan ortu ku takut. ” Jawabku dalam sms itu. “ii ya dah kelak yah jam delapan.. ” Balas Rian. ” Ok sayaang saya tunggulah yahh.. ” Balas ku kembali. Rasa senang di hatiku disaat Rian bersedia buat main kerumahku.. 


*** 


Tidak seperti umum. Saya lihat ibu ku tidak dengan ayahku. Umumnya mereka bila ingin pergi ke tempat warung remang-remang yang mereka kelola, senantiasa berdua. Namun kesempatan ini saya lihat ibu ku sendiri berdandan serta hiasi diri. “Bu Bapak kemana ko tidak terlihat, ” Bertanya ku pada ibu ku yang masih tetap bertelanjang, cuma BH serta celana dalam yang ia gunakan yang menurut ku begitu seksi di gunakan ibu ku yang 1/2 baya itu. Dengan stokingnya yang hitam serta tembus pandang, nampak seksi saya saksikan. Bapak duluan ada masalah sama rekan-temannya. anda tidak keluar malam hari ini.. ” Kata ibuku. “Mmm… tidak bu.. ooh kelak teman Shinta ingin maen kemari bu.. ” Kilah ku. “Cowok yah. ” Kata ibu ku. “Iya bu namanya Rian teman sekolah ku.. ”“Temen apa pacar,.. ” Ledek ibu sembari memakai lipstick di bibirnya. “Temen.. bu.. ” Saya sedikit berbohong. “Ya sudah yang utama anda hati-hati rawat diri serta tempat tinggal. Ibu ingin pergi yah.. ” Kata ibu ku sembari memegang telephone seluler nya kayaknya ingin menelpon seorang tak tahu ayahku atau lelaki beda, terkecuali Ayahku. 


“Haloo sayang.. saya telah siap nih.. jemput saya yah.. ” Kata ibu ku dalam perbincangan di hand phon-nya. 


Rupanya Ibu ingin pergi dengan lelaki beda serta bukanlah Bapak tiriku. 


“Ibu pergi sama siapa.? ” Tanyaku. “Ini teman Ayahmu, sesama Preman disana ” Kata ibu ku 


Saya cuma mengangguk walau tidak saya mengetahui apa yang ibu maksud.. 


Terlihat seorang lelaki yang ibu maksud. Dengan memakai motor gede, berjaket hitam, serta berperawakan cukup tegap, memakir motor dimuka tempat tinggal ku. Rupanya rekan pria ibuku. 

“Permisi dee.. ibu ada.?” Sapanya“Ada pak.. tunggu yah.. ibuu ada yang nyariin .” Teriak ku dan segera kedalam menghampiri ibu yang masih berada di kamar.


Ibu pun keluar. Rupanya ibu belum selesai berdandan.


“Silahkan masuk mas.. mmm.. aku belum selesai dandannya mas.” Kata ibu ku dengan manja.“Ok aku tunggu yah.. cepetan dandannya.. ” Kata pria itu sambil duduk di sofa.


Setelah berapa lama ibu tidak kunjung keluar dari kamarnya, ternyata membuat lelaki itu gelisah menunggu. Sebentar berdiri sebentar duduk. Melihat tingkah laku Pria itu, aku pun jadi risih melihatnya. Akhirnya aku memutus untuk keluar, dan menunggu Rian yang mau datang menemuiku.


Selang berapa lama aku mencoba untuk kembali kedalam. Aku terkejut ternyata pria itu tidak ada di dalam, aku cari kesetiap pojokan ruangan. “Mmm.. kemana om-om tadi ,” Bathinku.Terlihat daun pintu Ibu ku terbuka, aku penasaran, ‘Apakah om-om tadi ada di kamar Ibu ku.’


Dugaan ku benar, ternyata om-om itu sudah ada di dalam kamar Ibuku. Namun aku gak berani mengintipnya, aku hanya mendengarkan suara dari balik daun pintu mamahku.


“Mas jangan sekarang kita kan mau pergi.. nanti telambat looh.. eehh” Sekilas aku mendengar ibuku berbicara dengan om-om itu.“Sebentar aja .. nanti dah selesai baru kita berangkat..” Kata om-om itu dengan manja.“Ya udah tapi ingat yah, sebentar saja… buru-buru kamu keluarin… awas loo mas, takut suami ku menunggu.” Terdengar ibuku berucap manja.“Tenang aja maam.. aku tau cuma sekalii aja selagi suami kamu disana! kapan lagi aku bisa menikmati memek Mamih..” Ucap om-om itu yang memilukan telinga ku.


Rasa penasaran terlintas di hatiku, untuk melihat apa yang di lakukan om-om itu di kamar Ibu ku.


Rasa untuk mengintip akhirnya aku lakukan. Rasa jantung ini berdebar kencang, saat-saat aku membuka daun pintu itu, secara perlahan-lahan. “Astaga… aku melihat Ibuku di cumbu dan di cium dengan rakusnya. uleh om-om itu. Sudah dalam keadaan bertelanjang tidak sehelai benang pun yang menempel dubuh nya. Sambil duduk di samping tempat tidur. Dan aku meliahat om-om itu berdiri di hadapan Ibu ku, entah apa yang di lakukan Ibu ku. Ibu ku berhadapan deket sekali dengan selangkangan om-om itu. Aku kurang jelas melihatnya, karena pantat om-om itu menghalagi muka Ibu ku. Aku penasaran apa yang di lakukan Ibu.


Tak berapa lama, om-om itu membuka celana jiens nya, aku lihat bokong nya yang kekar walaupun hitam. Dengan terhalang bokong om-om itu, aku kurang tau apa yang di lakukan ibu ku, terlihat ibu ku sedang memainkan penis om-om itu.Aahh.. makin penasaran aku dengan mereka, apa yang mereka perbuat dengan begitu, maklum aku belum pernah mengetahui apa yang mereka perbuat.


Sedikit aku pejamkan mata, rasa takut dan penasaran, menyelimutiku. Ku lihat kembali ternyata mereka sudah keadaan bugil. Ku lihat ibu sedang asik memainkan selangkangan om-om itu. Si om hanya meringis terdengar desahannya. “Ahhh…eehmm.. enak sayaang aahh aku suka aahh uuuhhh..” desah om-om itu.“Ayoo.. mas buruan kuarin… uuhuhuhu..” Terdengar desahan ibu ku yang merintih nikmat.


Aku perhatikan dengan penuh penasaran, aku kaget ketika si om-om itu membalikan tubuhnya dengan kaki kanannya yang di angkat ke sisi tempat tidur, dan menyamping. Kini aku melihat jelas apa yang di lakukan ibu ku. Ternyata sedari tadi Ibu ku sedang memainkan penis om-om itu dengan mulutnya. Aku merasa jiik melihatnya, namun rasa penasaranku semakin mem beranikan diriku untuk mengintipnya. Terlihat ibu sangat menikmati Penis om-om itu, terliahat besar dan memanjang.


Dengan lidah nya ibu ku menjilati setiap sisi batang penis om-om itu. Om-om itu hanya mendangak keatas, dan terkadang tersenyum puas memandang wajah ibu ku yang sedang bernafsu menikmati batang penis om-om itu. Di masukan dalam-dalam, di jilati kepala penis itu. “Mmm…. enak mas..mm.. besar banget si mas..mmm.. pakai obat yaah..” Desah ibu ku terdengar sayup-sayup.”.


Si om-om itu hanya tersenyum mendengar gumamam ibu ku. “Suka yah sayaang.. suka kan yang gede-gede..hehehe.” Ledek om-om itu dengan senyum puas.


Om-om itu bergerak kembali kehadapan ibu ku. dan memaksa ibu ku bertelentang. Dengan posisi berdiri om-om itu mencelentangkan ibu ku. Ibu ku menuruti apa yang di minta om-om itu. Dengan posisi kaki di angkat ke atas, Ibu ku mengangkangkan ke dua pahanya yang terlihat besar dan putih. Terangkat setinggi-tingginya membuat Vagina ibu ku begitu nyata terlihat tebal, tembem dan di tumbuhi bulu-bulu yang lebat di sekeliling vaginanya. Om-om itu pun segera berjongkok di sisi di mana ibu ku sedang mengangkangkan ke dua paha nya.


“Mmm… sayang besar banget memek kamu.. uh.. mmm.. aku jilatin yah.” Kata om-om itu.


Sssst… Om-om itu mulai memainkan lidahnya. Dengan rasa rakus Vagina ibu ku di santapnya, di gigit lelentit yang sedari tadi sudah membesar dan memerah.


“Mm.. iyaah… ahh.. geliii…” Rintih ibu ku sambil bergelenjang nikmat dan gerakan yang tidak teratur dan nafas tersengal-sengal, membuat ibuku mengayun-ngayun kan kakinya ke atas.bak seperti mengayuh sepeda. “Ahhh,,, mas uhh…oyo mas …uuhh ..ssst..ehmmm…isep terus mas uuhhh…” Ibu ku makin bergelinjang nikmat. Merasa nikmat yang sangat luar biasa yang di lakukan om-om itu di vagina ibu ku, membuat ibu bergelinjang dan menaikan bokongnya berulang-ulang, sehingga membuat om-om itu sulit untuk menjilati. Si om-om itu tidak kehabisan akal, di dekapnya kedua kaki ibu ku dengan kedua tangan nya, sehingga membuat ibu ku tidak lagi bergelinjang.


“Maaass….eeenakk…ahh… geli maass… ssst..” Ibu mendesah dengan muka menoleh kearah om-om itu. Tangan nya memegang kepala om-om itu yang berrambut cepak.


Om-om itu asik menjilati vagina ibu ku yang terlihat tembem, dan penuh dengan bulu-bulu yang menghiasi di sisi-sisi vaginannya dengan sangat indahnya dan teratur rapi. Karna ibu ku memang suka merawat tubuhnya, apalagi veginanya yang selalu di jaga kebersihannya. Dengan rakusnya om-om itu menjilati vagina ibu ku, dan membuat ibu ku bergelinjang nikmat dengan desahan dan nafas yang tersengal-sengal yang membuat suasana menjadi mencekam. “Aaahh…eeennaak ..mas uh.. ayo mas isep terus uh.. aah..” Desah ibu ku. “Mmm…ssssst….” Om-om itu pun berdesah sambil menghirup air yang keluar dari vagina ibu ku.


“Ahh…slursuslp…ssst ..mmm,,oh..” Dengan bangganya om-om itu bisa membuat ibuku puas dengan mainan lidahnyanya di kelentit ibu ku yang terlihat membesar dan memerah.Terasa seperti mementil, lidah om-om itu mengulum-ngulum kelentit ibu ku.


Tak puas dengan perminan lidahnya di liang vagina ibu ku, om-om itu mulai mengocok-ngocok penisnya dengan tangannyasendiri. Rupanya si Om sedang membangkitkan penisnya kembali.


“Cepat.. memebesar doong..Cepet keluarin.. aku takut mas.. suami ku menunggu ..ahh” Teriak ibu ku. Rupanya ibu ku tersadar bahwa ia sedang di tunggu ayah tiriku di warung, di mana para wanita anak buah ibu ku menjajahkan kenikmatan sesaat.


Mendengar ibu sedang di tunggu ayah, aku jadi takut kalau ayah tiri datang menjemput ibu ku. Dan ternyata ada laki-laki yang menggauli ibuku. “Ah biar lah toh sudah terbiasa mungkin.” Bathin ku.


Setelah kupandang lagi. Ternyata ibu ku sudah bergumul dengan om-om itu.


Terlihat dengan posisi ke dua kaki ibu ku berada di pundak om-om itu. dan si om posisi berdiri dan berpegangan dengan kedua tangannya ke kasur. Pantatnya yang terlihat besar membuat aku ikut merangsang memperhatikan bokong om-om itu.


‘cpluk, cpluk, cpluk,’ Terdengar suara dari sentuhan kulit ibu ku dan om-om itu.“Ahh…enaaak…mam…ah.. uh uh uh..” Om itu dengan cepatnya menghujamkan penis nya ke vagina ibu ku.“Eeeeh…aaahh…pelan-pelan mas.. ah.. uuh..aaah..” Sangat berdesir aku mendengarnya.


Desahan mereka membuat aku gak bisa diam melihatnya. Tampa ku sadari aku pun terbawa nikmat seiring gerakan dan desahan mereka. “Eeegghht… aku merabah sedikit celana dalam ku yang ku kenakan. tak sadar aku pun merabah vaginaku..”Ohh…mmm.” Ternyata vaginaku ikut basah. “Ahhh…eeeemm…” Ku rasakan denyut di dinding vaginaku dan tersa gatel “eeehss..” Aku terus berdesah, meracau sendiri.


Tiba-tiba sms berbunyi.. triliiing..Ku baca sms itu ternyata dari cowokku. Aku pun teringat kalau Rian yang berniat mau main kerumahku.


“Aku di depan rumah nih.” Tulis sms nya“Oh yah masuk aja kerumah. ” Balas ku.


Suara motor terdengar, ia pun memakirkan motornya di sebelah motor om-om itu.


“Ini motor siapa say.” Tanya Rian“Motor tamu Ibu ku.” Jawabku.“Ohh.. ada tamu yah. gak mengganggu say..” Rian kembali berujar. Rupanya masih ada ragu di hati Rian untuk berkenalan dengan Ibuku ku.“Gak apa-apa ko ayo masuuk..”Ajak ku, dan segera menarik tangan Rian ke ruang teras depan rumah.


Rian pun duduk di bangku yang khusus untuk tamu yang mau bersantai di ruang teras rumahAku pun duduk sebelumnya aku mengambilkan minuman untuknya. “Di minum sayang….” Tawar ku.


Aku pun segera mengambilkan minuman untuk Rian. Ketika langkah ku mau menuju dapur untuk mengambilkan minuman untuk Rian. Terbesit di hatiku ingin mengintip sekali lagi apa yang di lakukan ibu ku terhadap om-om itu. “Ahhh.. ..” Kucoba untuk membuang rasa penasaranku. Aku pun menuju ruang dapur. Namun desahan ibu ku membuat aku semakin penasaran untuk melihatnya lagi.


“Ah .. ah .. ah… eeehhgt… ssst..” Terdengar desahan ibu ku yang semakin menggila ku mendengarnya.


Untuk menghilangkan rasa penasaranku ku coba untuk mengintip kembali. “Enak..mas..aaahh..enaaakkk” Teriak om-om itu dengan nafsunya menghujamkan vagina ibu ku dengan posisi Doggy Style. “Uhh.. aahh..” Kulihat ibu posisi menungging dan dengan leluasa-nya om-om itu mengocok-ngocok penis nya maju mundur dengan cepat ‘plok plok plok.. “aahhhh..uuh..gilaa..aaght..ehm.. masih enak memekmu mam..eeh..”om-om meracau. “Setan lo mas..eehh.. dah tua-tua juga masih doyan meemeekk bini .. oorang uuhh..ahhh..” Hardik nikmat terdengar dari rintihan nikmat ibu ku.


Om-om itu mencoba memegang rambut ibu ku yang panjang terurai. Di jambak dan di kepal rambut ibuku yang terlihat masih tebal. Dengan mengepal rambut ibuku seperti menarik delman om-om itu dengan asiknya mengocok-ngocok vagina ibu ku dengan gerakan maju mundur dengan cepat


“Aw aw aw.. kamu nakal mas uuh mau di apakan rambut ku.” Kata ibu dengan mata sayu nikmat. Ibu ku hanya pasrah dan menikmati vaginanya “Uuuh..ee..eenaakk aaahh….”. Merasakan begitu terasa nikmatnya, dan lebih nikmat dari penis ayah tiriku. Mungkin itu yang terukir di hati ibu ku saat sedang merasakan vaginannya di kocok-kocok sama om-om itu


“Ayo… maas.. sayang uuhh enaakk..aahh ” Ibu ku kembali mendesah “Ini aaa..eeehh gurih memek kamu sayaaang, aahhh..eenakk.. say…enak memek kamu oohh…” Racau om-om itu. ‘plok plok plok’ Suaranya begitu jelas aku dengar, sentuhan dari kulit mereka. sleb bleb sleb bleb “Ahh,,, uuhhh.” “Maass…sssstt gila kamu mas kontolmu giilaaa..uhh..” Lagi-lagi ibu ku meracau nikmat “Ahhh..” Dengan gerakan volume yang cepat, terlihat jelas di mataku, penis om-om itu keluar masuk ke vagina ibu ku.


“Ah.. pelan-pelan maaas..” Uh ibu sangat menikmatinya. “iya sayaaang aku kayanya ma ma mau keluar nih..eeegh..” Terdengar suara om-om itu dengan terbata-bata. Om-om itu semakin bersemangat mengocok vagina ibu ku dengan penisnya yang terlihat batang dan urat-uratnya sudah mengencang “Aku siaap maas..menerima peju mu ..aah..” desah ibu ku..”


Om-om itu mengejang otot-ototnya, sepertinya akan keluar sesuatu dari penisnya, yang telah mengacak-ngacak vagina ibu ku. “Aght… aku keluar sayang uuuh..” Tiba-tiba om-om itu naik keatas punggung ibuku, yang masih posisi meningging. “Eehh mau kemana kamu maas..” Kata ibu ku, sambil membalikan kepalanya keatas. Yang ternyata terlihat penis om-om itu sudah berada di muka ibu ku. Dengan di kocok-kocok sendri dengan tanganya si om-om.


Terlihat kepala penis om-om itu sudah memerah dan mengkilap dengan air mazinya. Dengan di acung-acungkan ke mulut ibu yang sedang mendangak keatas. “Uhhh ayo sayang kamu nga-nga.” suruh om-om itu. Mendengar perintah dari om-om itu ibu ku hanya menurut. “Ahh,,… ” Mulut ibu ku terbuka lebar dan siap menerima apa yang akan datang dari penis om-om itu.


‘Crot crot crot crot’ “aahh uhhh..” Terlihat cairan putih kental keluar dari penis om-om itu. Entah apa namanya air kental itu, aku tak tahu, karna aku belum tahu air putih kental itu. Aku mendengar ibu menceloteh. “Uwweekk… uuh.. bau tau mas…mmm.. uuh.. kesat sepet… sialan kamu maa..s…” Ucap ibu ku dengan mata kosong menatap om-om itu.


“Uhh.. gila ibu ku rakus amat sampai di minum air yang menjijikan dari penis om itu.” Bathinku ku.


Setelah puas dengan cairan yang kental putih itu keluar dari penis om-om itu. Kulihat ibu ku sangat menikmati air putih kental itu, yang belumuran di seluruh rongga mulutnya.


“sayang gimana rasanya hehehe..enak yah” Tanya om-om itu kepada ibu ku dengan senyuman bangga. “Ssst.. sepet mas uuh hehehe.bauuu…” Jawab ibu ku manja .”Tapi suka kaan..” Ledek om itu.


Ibu ku hanya mengangguk. Mereka pun berpelukan dan mencium bibir ibu ku dengan mesra. “Ya udah pakai lagi pakaian kamu! Ayo kita berangkat.” Om-om itu pun bergegas memakai celananya.


Ibu ku segera merapikan rambutnya. Dan memakai bajunya kembali seperti semula. Entah apa yang di rasakan di kepala mereka. Mereka pun segera beranjak keluar kamar.


Melihat ibu dan om-om itu mau keluar, aku pun segera menjauh dari pintu. Rupanya aku lupa aku sedang membawakan minuman untuk Rian yang sudah lama menunggu.


“Ma.. maaf yah say..hehehe lama..” Sapaku dengan tersenyum.“Iya iya..” Rian mengangguk.


Terdengar langkah keluar. Rupanya ibu ku yang mempunyai farfum khas yang di pakai jika mau berangkat ke warung remang-remang yang ibu miliki tentu dengan puluhan PSK yang di bimbing oleh ibu ku.


“Nak ibu berangkat yah..ooh.. teryata ada tamu.” Sapa ibu ku sambil bersalaman dengan Rian.“Kenal kan Rian ini ibu ku.” Aku memperkenalkan Rian agar tidak canggung.‘Ya udah ibu mau berangkat mencari nafkah buat Shinta anak ibu yang manja ini.. kamu jaga rumah baik-baik yah nak.” Kata ibu ku sambil membawa tas kecilnya, dan menuju motor om-om itu.


Om-om itu hanya tersenyum melihat aku dan Rian. Dan segera menaiki motornya. Ibu ku telah siap sedari tadi menunggu untuk berangkat.


Di dalam kencan pertama Rian kerumahku, membuat aku gugup. Di tambah lagi aku baru saja melihat adegan yang tidak aku mengerti. Adegan yang sangat aku berimajinasi apa yang di lakukan ibu dengan om-om itu.


Rian hanya diam, dia emang sangat pemalu untuk bicara dulu, makanya aku kalau mau ngobrol sama dia harus aku dulu buka pembicaraan, setelah itu baru Rian membuaka pembicaraan.


‘Udah minum jangan di lihatin doaang.” Ucapku untuk memulai obrolan.“Yang laki-laki tadi ayhamu..” Tanya Rian yang membuat terkejut.“Mmm.. bukan itu temannya ibu ku..” Kataku mencoba meyakinkan dengan wajah semeringah.


Aku takut Rian memperpanjang pembicaraan yang tentu akan menanyakan asal-usul aku dan siapa sebenarnya orang tua ku. Akhir ya ku coba mengalihkan pembicaraan.


“Say masuk apa mau di luar aja.. masuk juga boleh kita nonton tv nyo..” Ajak ku.“Mmm… ga baik ah,, berduan di dalam. orang tua mu kan gak ada.” Kilah Rian dengan wajah lucunya.“Ok dah.. gak mauya udah.. di sini ajah..” Aku pun terdiam. Aku masih teringat apa yang barusan aku lihat. Pengalaman aku melihat sepasang manusia yang bergumul, saling merabah, menjilati, yang ternyata yang aku lihat itu adalah ibu ku sendiri.


Dan yang membuat aku sedih ternyata Ibu masih suka melayani lelaki hidung belang. Dan pasti menghianati cinta tulus ayah tiriku. Atau memang ayah tiriku cuek-cuek aja jika ibu di gauli lelaki lain. Entahlah.


Masih teringang-ingang di telingaku mendengar desahan dan racauan yang membuat darahku berdesir cepat, desahan orang-orang dewasa yang belum aku mengerti arti sebuah desahan kenikmatan. (Baca cerita sebelumnya), setelah aku menyaksikan erangan yang sangat memilukan telingaku. Erangan dan racauan yang keluar dari Mamahku sendiri saat Ia di senggama oleh lelaki yang bukan Ayah tiriku. Entah apa yang ada dipikiran mereka.


“Eh!..Bengong aja,” Rian mengejutkan aku.


Aku, tertawa dingin untuk menutupi apa yang ada di pikiranku.


“Say..kamu mau kedalam gak, di sini dingin tau,” kata ku.“Em..gimana yah aku takut kalau kita kedalam, nanti ada yang curiga sama kita.” Aku mengerti apa yang Rian maksud, memang Rian lelaki yang cukup dewasa, bisa membaca situasi dan keadaan. “Em..terus kita ngapain, kalau di dalam kan kita bisa nonton tivi,” ujarku. “Seterah kamu sih, aku hanya ngajak aja, itu juga kalau kamu mau!”


“Sepertinya kamu seperti ada pikiran dah!” Rian mencoba menebak-nebak apa yang ada di pikiranku. “Kalau ku lihat, wajah kamu agak sedikit gimana gitu?!..”“Ah perasaan kamu aja kali say,” ucapku.“Cerita dong sayang..” katanya membujukku. “Wajahmu tampak gelisah gitu, apa habis di marahi Mamah kamu sebelum berangkat tadi sama teman cowoknya?.” Rian mulai merocos menanyai aku dengan kepo.


Aku menggeleng kepala, berusaha untuk menyembunyikan apa yang mengganggu di pikiranku ketika aku melihat Mamahku bergumul sama lelaki yang tidak aku kenal, lelaki dari dari teman Mamahku.


Aku berdiam sejenak. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Rian pun begitu, dia hanya memandang awan yang cerah dengan bintang-bintang bertebaran di angit nan jauh. Aku pun ikut menyaksikan keindahan kelap-kelip bintang itu. Mereka saling bergugus-gugus dengan teraturnya. Sungguh sangat mengesankan di kala aku bersamanya, laksana dunia ini di miliki untuk selamanya dan hanya berdua, “he..he..he..” aku tertawa di dalam hatiku.


Melihat Rian yang diam dan hanya melongong-longong melihat ke atas langit, membuat ku tertawa cekikikan di dalam hati. Wajahnya yang terlihat pilon dan culun, menambah lucu dan jenaka. Sungguh aku makin cinta sama kamu Rian..


Engkau kakak kelasku berpikiran dewasa, gak seperti cowok yang lain yang bisanya hanya mengajak pacaran di tempat yang gelap sekedar hanya ingin mengecup bibir. Tetapi kamu, pintar menepati keadaan, padahal kesempatan banyak untuk berbuat, tapi sungguh ia menjaga etika dan adab, itulah yang membuatku kagum padanya.


“Eh..jam berapa ini?” Rian membuka suara. Lalu ia melirik jam tangannya. “Sudah jam sembilan lewat, aku rasa cukup untuk kita bermain-main sayang, dan juga kamu sudah terlihat mengantuk.”“Gak kok..santai aja lagi, abis kamunya sih banyak bengong ngitungin bintang, aku jadi ngantuk dah hehehe,” candaku. Rian pun sunggingkan senyum tampak manis di pipi terlihat lesung di pipinya. “Em..jarang sekali cowok mempunyai lesung di pipi,” batinku.


“Ya udah, toh masih ada hari esok,” ujarnya. “Aku pulang dulu ya say!” Ia pun berdiri, lalu memandangku dengan mata yang sayu, mungkin pusing kali abis ngitungin bintang hehehe. “Ok..dah sayangku..” aku pun berdiri sambil ku cium telapak tengannya, seperti layaknya suami istri dan wanita baik-baik mencium tangan sang suami kalau ingin berpamitan kerja hehehe jiaaah…


Ia pun melangkah pulang. Motor yang terpakir di halaman rumahku telah di nyalahkannya. Suara menggerung seperti anak motor atau seperti motor yang kurang di rawat, tentu sangat bising di dengarnya.


Tak beberapa lama Ia pun melaju dengan roda duanya. Di tikungan ia mulai tak terlihat dari pandanganku. Aku sungguh berbunga-bunga, melihat Rian telah memberanikan diri untuk bermain kerumahku, walaupun desas-desus orang-orang yang ada di sekitar rumahku, memvonis rumah sarang jablay dan aku di beri makan uang lendir.


Emm…aku masuk kamar, seperti biasa dengan handset yang kupasang di telingaku, lalu aku putar untuk mendengarkan lagu-lagu kesayanganku.Kamar yang sangat indah aku rasakan, walaupun aku jarang sekali tidur di kamarku sendiri. Terkadang aku tidur di rumah teman sesama cewek, hanya untuk menghilangkan suntuk hidup sendiri di kala malam karena tidak ada teman untuk mengobrol karena Mamahku yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai ketua dari wanita-wanita penghibur para lelaki yang mencari kenikmatan malam, itu juga kata orang yang selalu aku dengar dengan menjelek-jelekan keluargaku.


Mata ku belum terpejam, pikiranku menerawang keatas mengingat kembali apa yang Mamah lakukan di dalam kamarnya bersama om-om itu. Ahh…mereka sungguh gila dan rupa daratan. Kenapa aku harus mengintip Mamahku sendiri, oh sungguh anak yang tak tahu diri.


Aku gelisah merasa bersalah apa yang aku lakukan. Tubuhku terasa gak nyaman malam ini, rasanya selalu teringat terus saat Mamahku bergelinjang ketika Vaginanya di colok-colok oleh penis om-om itu. “Apa rasanya, jika memekku juga di colok-colok sama punya Rian,” batinku. Aku berhayal seandainya tadi aku bermain sama Rian, terus Rian mencolok-colok memekku ooh…pasti aku akan bergelinjang apa yang di lakukan oleh Mamahku, enak kali yah.


Tampa aku sadari ketika aku berhayal dan ingat kembali apa yang aku lihat perbuatan Mamahku. Tanganku merabah celana yang aku kenakan. Celana yang hanya terbuat dari bahan tenun yang tipis sehingga apabila aku sentuh, jelas sekali batok Memekku. Uh.. yah batok memek yang masih putih dan belum di tumbuhi bulu-bulu ini. Aku mengusap-ngusap dengan perasaan. Semakin lama semakin berdesir darahku. Aku rasakan ada yang beda.


Vaginaku terasa cenat-cenut. “Ohh…yeeaah..ssst…sungguh uuh..pantesan Mamahku terlihat menikmati ketika Memeknya di jilati. Ohh…uh…sungguh enaak ssst ahh…” Aku terus mengusap dan membelai vaginaku yang masih tertutup oleh celana rajutan jarang. Karena merasa ada yang lain dalam desiran darah ku. Aku pun memcoba untuk bertelanjang dada.


Baju kaos yang kau kenakan aku lepaskan. Kini hanya BH yang masih terlihat, serta celana ngetrit yang aku pakai. Ku pandang buah dadaku yang terlihat kecil, gak seperti punya Mamahku yang terlihat besar dan menggandul hehehe. Emm…ku pandangi puting meranum sangat indah, oh.. mungkin ini untuk menetek ketika aku punya beby. Ssst..Aku gak tahan akhirnya aku buka BH yang aku kenakan oh..aku merabahnya, seperti apa yang aku lihat pada Mamahku yang di isap dengan rakus oleh om-om itu, dan di remas-remas dengan rakus. “Emang enak yah!”


Emm.. Eght.. uh…aku mulai meremas-remas payudaraku. Sttt…eght.. agak berdesir aku rasakan tiba-tiba aku merasakan payudaraku mengembang dan mengeras dengan kencang dan padat. Entah apa yang membuatnya begini aku tidak tahu. Yang aku rasakan bergelinjang seluruh urat-uratku. Sungguh sensasi sangat luar biasa yang aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Em…rupanya ini yang membuat Mamahku merasa ketagihan dan terasa nikmat di rasakannya. Oh..Mamah enak mah..sstt..enaaak..


Tampa aku sadari tangan kanan yang terus meremas-remas payudaraku, aku mencoba untuk turun ke lebih bawah lagi. Aku ganti tangan kiriku untuk merabah buah dada ku, dan tangan kanan aku turun kan untuk merasakan sensasi Memek ku.


Celana tipis yang aku pakai masih merekat, ku coba merabah gundukan di dalamnya yang bukan lain gundukan memek ku, yeaah..aku merasa geli oh… terasa berdesir masuk ke rongga liang memekku. Oh…sungguh sangat menggidikan bulu kuduk. Yeahh…aku meronta-ronta aku ikuti irama desiran di mana tubuhku klepek-klepek bergelinjang tak tentu arah.


Terkadang-kadang aku naikan bokongku sambil terus merabah memek ku, lalu aku putar-putar oh.. sunguh sangat nikmat walaupun masih terhalang celana dalamku. em…Mamah inikah yang Mamah rasakan ketika om-om itu mengelus-ngelus memek Mamah. Ssstt…benar-benar enak Mah..


Sensasi onani ku yang pertama aku rasakan walaupun aku belum berani untuk merabah lebih dalam lagi.


Tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara Hape ku. Rupanya Rian yang menelponku. “Tumben Rian jam segini belum tidur?!” pikrku. Memang gak biasanya Rian menelpon aku jam-jam saat-saat orang-orang sedang terlelap tidur. Dan sebenarnya Rian anak yang penurut sama orang tuanya, dia sangat pandai dalam mengatur waktu belajar, bermain dan tidur. “Haloo.. sayang,” jawabku, sebelumnya ia mengucap kan Halo.


“Kamu belum tidur sayang?” Rian bertanya dengan suara yang agak berat mungkin grogi kalau telponan di malam hari, takut di dengar sama keluarganya jadi suaranya di sembunyikan dengan kecil.“Belum,” jawabku. “Kamu sendiri kenapa belum tidur, tumben ih!”“Ia gak papa kan, aku nelpon kamu!”“Sayang..Malah aku senang kebetulan aku memang belum bisa tidur.”“Kamu lagi apa?”


Ah..Pertanyaan yang menggoda, kalau aku jujur pasti aku di tertawakan. Tetapi hati ku terbesit untuk bercerita pada kekasih ku Rian. Cuma aku malu sama saja membuka aib Mamahku.


“Em…coba tebak lagi apa?!” ku coba untuk mengajaknya becanda.“Pasti lagi dengar musik kesukaan kamu sambil tidur-tiduran. Benarkan!”“Em…mau tahu aja kepo nih hehehe,” dia memang membuat aku tertawa, masalahnya aku yang lebih dulu untuk membuka canda dan tawa. Rian jarang sekali untuk membuka suara lebih dulu kalau aku yang lebih dulu membuaka pembicaraan, baru Ia menjawabnya.


Entah apa yang membuatku melemparkan pertanyaan padanya. “Say tebak aku pakai baju, apa telanjang?”


“Maksud kamu apa sih,” terdengar dengan nada bingung.“Ia.. Aku sedang pakai baju apa bugil?” lanjutku memberikan pertanyaan menggoda.“Gila kamu bertanya seperti itu!” Rian sedikit membentak aku.“Ih… ini kan cuma pertanyaan kok! Kalau gak mau di jawab ya udah gak papa kok!” balasku. Entah apa aku tak memperdulikan tercengangannya saat aku memberikan pertanyaan seperti itu. Aku rasakan ada yang beda pada diriku. Disaat aku dalam keadaan bugil walaupun masih memakai celana sedikit ada rasa ingin memberitahu kepada Rian bahwa apa yang aku lakukan sangat luar biasa nikmatnya. Mungkin Rian belum pernah melakukan apa yang aku lakukan. “Ah.. telanjur Horny aku”


“Sayang…oh..aku lagi bugil nih,” kata ku. “Sstt..sayang tetek ku oh..tetek ku sst..”“Et dah!.. Say kamu jangan macam-macam dah!” terdengar Dia bertambah bingung. “Kamu membuat aku binggung tau..” katanya lagi.“Kamu mau nenen gak?” godaku. “he..he..he Kamu lagi apa say?”“Tau ah,” terdengar agak sinis Rian menjawab. Namun aku tidak perdulikan. Aku sambung lagi remasan payudara ku yang sempat tertunda tampa mematikan Hape. Aku sengaja untuk berdesah di telinga Rian. Lalu aku melepaskan celana ku. Uh..kini memek ku terlihat, putih gempal tampa bulu. Aku mengangkang kan kedua kaki ku dan paha terbuka lebar dan aku angkat kedua kaki ku tinggi-tinggi. Uh…seperti apa aku melihatnya gak tahu lah, “Sayang…oh…sayang…”


“Gila kamu Shinta! Dia menyentakku.“Uh…ah..eeght..enak say..enak..sst..”


Aku terus mengusap-gusap dinding selangkanganku, sambil membayangkan apa yang aku lihat terhadap Mamahku dengan om-om yang tidak aku kenal namanya. Ssstt…berdenyut oh berdenyut liang vaginaku uh…ternyata memainkan selangkangan memang enak. Aku membatin tak memperdulikan Rian, apakah dia masih mendengar desahanku, apa sudah di putus teleponnya. “Rian…sayang..kemana kamu?” tanya ku.


Aku coba untuk posisi telungkup. Dengan tangan kanan memegang Hape. Sedangkan tangan kiriku menyelusup kebawah perut tentu untuk mengobel-ngobel selangkanganku ssst…gila.. enak oh.. enak..Memek kurasakan sedikit basah, entah kenapa terasa lembab aku rasakan, eegh..bahkan aku mau pipis tapi beda rasanya, tidak seperti pipis sehari-hari. Pipis ini terasa ada yang mengganjal dan seperti tertahan di dalam menunggu aba-aba untu di semprotkan begitu rupa.


Sela paha aku renggangkan, sedikit di angkat bokongku, menambah mudah aku untuk memainkan vaginaku sambil aku putar-putar dan aku kait seperti ingin mencongkelnya. Mamah uh pantesan Mamah bergelincang dan membuncah disaat om-om itu memainkan vagina Mamah. Ssst ternyata enak mah..oh..enak…ssst..


“Haloo….hei…Shinta..halo….!?” Rian rupanya ingin menyadarkan aku. Aku tak perduli, uh…bahkan aku menantang Dia untuk mengikuti apa yang aku lakukan. “Sayang..Aku lagi ngobel memek sayang..oh..memek Shinta jadi enak nih!..”“Gila.. kamu sungguh gila Shinta..”


Tiba-tiba aku mendengarka suara Rian berdesis. Entah apa yang di lakukan Rian terdengar suaranya agak berdesis.


“Sayang.. Kamu lagi apa? tanya ku.“Eght…..ah…aku jadi berdiri nih.” katanya.“Berdiri apanya?” tanyaku lagi.“Punya ku sayang..oh punya ku jadi berdiri nih! Ohhh..duh..gara-gara dengar ocehan kamu punya ku jadi tegang nih!”


“Ssst…oh gitu yah.. ucapku pura-pura gak mengerti. Aku terus memainkan selangkanganku dengan irama cepat.


Aku rasakan sebentar lagi aku akan pipis. Ya sst mau pipis ssstt..eght…oh sungguh sensasi yang sangat luar biasa aku rasakan pertama kali aku melakukan seperti ini, apalagi sekaligus aku dengarkan desahanku kepada kekasihku Rian.


“Sayang.. oh.. aku gaceng sayang.. oh..aku jadi ngocok nih!” terdengar suara polos Rian. Rupanya Dia sedang memainkan penisnya.“Sayang..uh..uh..uh sayang..ssst aku mau pipis sayang,” kataku“Ia…say..aku juga oh..kontolku oh panjang banget sayang..ssst..merah nih sst…” ujar Rian kepadaku, bertambah nikmat aku rasakan ketika Ia juga melakukan apa yang aku lakukan.“Diapakan punya kamu sayang?”“Eght…aku kocok-kocok say..ssst enak…” kata Rian, “Kalau kamu di apain sayang, sst..memek kamu di apain tuh?…”“Aku di kobel nih sst enak say..oh..enak…berdenyut say..memek ku berdenyut nih uh uh uh”“Ia sayang..aku juga enak nih sst..eah…enak eah..sst uhh…sst enak…” desah Rian membuat aku membuncah.


Benar tak lama kemudian vaginaku terasa ada yang ingin keluar. Uh seperti mau keluar dengan tertahan untuk di muncratkan. Eahh….ssst….eah…aku cepatkan kobelanku. Lendir yang melumuri telapak tanganku, licin rasanya memek ku dengan sangat becek dan basah aku rasakan uh uh uh.


“Oh……say…oh…aku . aku . aku sst…eeght…aku mau pipis sayang. Aku mau pipis nih.” desisku.“Sama say…ah.. ah..ah..ah aku juga uh uh uh uh keluarin say, kuarin, ssst”


Tak lama kemudian.


‘Ciiit..ciiit…ciiit’Oh…….“Aku pipis sayang, aku pipis oh..” ujarku dengan suara parau.“Rian..oh…” panggilku.“Uh..uh..uh..Aku juga nih uh..uh..uh.. oh..aku ngecret say sst..ah..” ujar Rian. “Tanganku ku jadi lepek nih, ssst.. gila..banjir sayang!”


Rian berdesis. Aku pun terkulai dengan posisi telungkup dan aku turunkan kembali bokong ku. Uh..aku rasakan kasurku banjir, seperti aku mengompol waktu kecil dulu. Pipis yang sangat enak. Pipis yang sangat sensual sungguh aku baru pertama kali menikmati kelakuan seperti ini.


Kini aku mengerti apa yang aku lakukan itu adalah Masturbasi atau onani. Mungkin kaum pria semua melakukannya termasuk Rian kekasihku. Semenjak itu aku jadi pecandu Masturbasi.


Kalau pikiranku sedang membuncah aku melakukannya bersama Rian via Phone. Walaupun Rian sendiri kadang-kadang menasehatiku jangan terlalu keseringan melakukan berbuatan seperti ini. Katanya.


Tetapi aku punya prinsip dalam hidupku, aku tak akan melakukan hubungan badan sebelum menikah, walaupun bersama Rian sendiri kekasihku. Dan juga aku dan Rian masih menjenjang pendidikan di bangku sekolah. Masih banyak tugas yang harus di kerjakan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.


Dan aku berjanji di dalam hatiku yan paling dalam. Tidak akan mengikuti jejak Mamah ku sebagai seorang Germo. Biarlah sebatas Mamahku mendapat gunjingan dari orang-orang terdekat. Aku tahu Mamahku juga tak mau aku seperti dirinya. Dia ingin aku menjadi wanita yan baik-baik dan bekerja di tempat yang baik-baik pula, agar aku dapat menutupi Aib Mamahku sebagai seorang germo.


Aku akui, sampai kapanpun aku akan meneruskan pendidikanku sampai kuliah, itu permintaan Mamahku, walaupun uang yang di hasilkan untuk menyekolahkan ku dari hasil menjadi seorang Germo, bahkan terkadang hasil menjual dirinya sendiri.

Related Posts

Cerita Dewasa: Mamaku Seorang Germo
4/ 5
Oleh

6 komentar

15:20 delete

Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga Di www.bolacasino88.com Agen Judi Online Terpercaya Di Asia.

Pelayanan Yang Professional Dan Ramah
Di Jamin 100% Tidak Adanya BOT Dan ADMIN.

- Minimal Deposit 20.000
- Minimal Withdraw 50.000

Dapatkan Hot Promo Kami Seperti :

- Bonus Refferal Seumur Hidup
- Bonus Sportsbook 100%
- Cashback Sportbook 5% - 15%
- Bonus Deposit Games 10%
- Cashback Games 5%
- Bonus Komisi Casino 0,8%

NB : Syarat Dan Ketentuan Berlaku

Nikmati 7 Permainan Dalam 1 Web Seperti:

- Sports
- Live Casino
- Togel
- Poker
- Slot Games
- Nomor
- Financial

Untuk Informasi Lebih Lengkap Silahkan Hubungi Customer Service Kami :

- Live Chat 24 Jam Online
- No Tlp ( +855962671826 )
- BBM ( 2BF2F87E )
- Yahoo ( cs_bolacasino88 )
- Skype ( bola casino88 )
- Facebook ( bolacasino88 Official )

Berita Hot : http://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/as-roma-memberi-kejutan-untuk-chelsea.html

http://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/barcelona-ditahan-imbang-olympiakos-di.html

Reply
avatar
02:13 delete

Bandar Togel Online Terbaik Dan Terpecaya
Yuk bergabungf bersama kami di permaianan tebak angka
TOGEL
DD48 red blue LIVE
Info lebih lanjut silakan hubugin CS kami...
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Skype: Togel Pelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/

Reply
avatar
12:35 delete

Selamat malam bossku semua...
Kamu Sering Kalah Main Judi?
Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
New Game ------>> GAME SAKONG
Poker, Domino, BandarQ, Capsa, Sakong
Minimal Deposit Rp.15.000,-
Minimal Withdraw Rp.15.000,-

Reply
avatar
15:20 delete

WWW.KEBUNPOKER.COM
Agen Poker & Domino99 Online
TERPERCAYA dan TERBESAR Se-ASIA

*Poker *Bandar Poker *Domino99 *AduQ *BandarQ *Capsa Susun *Sakong Online

-BONUS REFERRAL 20% *BERLAKU SEUMUR HIDUP.
-BONUS TURNOVER 0.5% *DIBAGIKAN SETIAP HARI PADA JAM 12 SIANG.

Kelebihan bermain dikebunpoker.com :
- Minimal Deposit Rp. 15.000 & Withdraw Rp. 50.000
- Jackpot Poker & Domino Ratusan Jutaan Rupiah
- Proses Deposit dan Withdraw SUPER CEPAT
- Bisa dimainkan di Android, Iphone dan Ipad
- Pelayanan CS 24 jam yang Ramah dan Profesional
- Suport bank : *BCA *BNI *BRI *CIMB *DANAMON *MANDIRI
- 100% TANPA ROBOT, TANPA ADMIN *Real Player vs Player

Segera daftarkan diri anda sekarang juga ;)
klik link berikut untuk mendaftar : http://kebpk55.pkr69.com

Info contact customer service untuk bantuan pertanyaan tanya jawab
YM : kebunpoker
BBM : 2BE3264A

Mari bergabung dengan kami "KEBUNPOKER"
Partner sejati untuk permainan kartu anda
MENANG BERAPAPUN PASTI KAMI BAYAR ;)

#bandarq #bandarpoker #cimbniaga #pokercimb #dominoqq #agenpoker #pokeronlineterpercaya #bandarsakongonlineterpercaya #judionline #indonesia #jakarta #agenpokerindonesia #judionlinecasino #agenbandarq #agenbandarpoker #deposit #cashback #kebunpoker

Reply
avatar
12:20 delete

Selamat malam bossku semua...
Kamu Sering Kalah Main Judi?
Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
New Game ------>> GAME SAKONG
Poker, Domino, BandarQ, Capsa, Sakong
Minimal Deposit Rp.15.000,-
Minimal Withdraw Rp.15.000,-

Reply
avatar
16:06 delete

Selamat malam bossku semua...
Kamu Sering Kalah Main Judi?
Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
New Game ------>> GAME SAKONG
Poker, Domino, Bandar Ceme, Capsa, Ceme Keliling, dan Live Poker
Minimal Deposit Rp.15.000,-
Minimal Withdraw Rp.15.000,-
Promo Bonus Harian + Mingguan + Bulanan :
- Bonus Deposit
- Bonus Turn Over Harian 0.5%
- Bonus Refferal 10% + 10%
Untuk Informasi Lebih Lanjut Segera Hubungi CS Kami 24 Jam : www,royalqq,poker

Selamat malam bossku semua...
Kamu Sering Kalah Main Judi?
Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
New Game ------>> GAME SAKONG
Poker, Domino, BandarQ, Capsa, Sakong
Minimal Deposit Rp.15.000,-
Minimal Withdraw Rp.15.000,-

Reply
avatar